Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Cemoohan, Amnesty International Klarifikasi Laporan Terkait Militer Ukraina

Kompas.com - 09/08/2022, 13:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber The Hill

KYIV, KOMPAS.com - Amnesty International mengatakan pihaknya tetap berpegang pada temuannya baru-baru ini, bahwa militer Ukraina menempatkan warga sipil dalam bahaya dengan beroperasi di luar sekolah dan rumah sakit.

Meski begitu, ada usaha mengklarifikasi laporannya demi meredakan kegemparan dari pejabat Ukraina dan diplomat Barat.

Dilansir The Hill, laporan yang diterbitkan pada pekan lalu, menyimpulkan bahwa pasukan Ukraina beroperasi di dekat warga sipil dan menempatkan mereka pada risiko yang lebih tinggi untuk serangan Rusia.

Baca juga: Isi Laporan Kontroversial Amnesty International Terkait Perang Ukraina

Kepala cabang Ukraina dari Amnesty sudah mengundurkan diri, dengan mengatakan bahwa dia dan staf lokal lainnya telah menentang publikasi laporan tersebut.

“Prioritas Amnesty Internasional dalam hal ini dan dalam konflik apa pun adalah memastikan bahwa warga sipil dilindungi. Memang, ini satu-satunya tujuan kami ketika merilis penelitian terbaru ini," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

“Meskipun kami sepenuhnya mendukung temuan kami, kami menyesali rasa sakit yang ditimbulkan dan ingin mengklarifikasi beberapa poin penting.”

Selain menarik kemarahan dari para pemimpin Ukraina dan lainnya di Barat, yang berpendapat bahwa laporan itu secara tidak adil menyalahkan Ukraina atas taktik Rusia, media dan pejabat tinggi Rusia mengutip temuan Amnesty.

Baca juga: Laporan Terbaru Amnesty International Buat Zelensky Geram

Laporan memang dikutip seakan mendukung argumen Moskwa bahwa Rusia hanya meluncurkan serangan terhadap sasaran militer.

Pernyataan baru Amnesty mencatat bahwa kelompok tersebut mendokumentasikan contoh pasukan Ukraina yang menempatkan diri mereka tepat di sebelah tempat tinggal warga sipil di 19 kota dan desa

Hukum humaniter internasional mengharuskan semua pihak untuk menghindari melakukannya semaksimal mungkin.

"Ini tidak berarti bahwa Amnesty International menganggap pasukan Ukraina bertanggung jawab atas pelanggaran yang dilakukan pasukan Rusia, atau militer Ukraina tidak mengambil tindakan pencegahan yang memadai di tempat lain di negara itu," kata kelompok itu.

Baca juga: Junta Myanmar Sebar Ranjau di Desa-desa, Amnesty International: Itu Kejahatan Perang

“Kami tidak membenarkan pelanggaran Rusia,” lanjut pernyataan itu. “Rusia sendiri bertanggung jawab atas pelanggaran yang telah dilakukan terhadap warga sipil Ukraina.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
 Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com