Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Junta Myanmar Sebar Ranjau di Desa-desa, Amnesty International: Itu Kejahatan Perang

Kompas.com - 20/07/2022, 09:05 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Amnesty International mengatakan pada Rabu (20/7/2022), bahwa pasukan junta Myanmar telah melakukan kejahatan perang dengan meletakkan ranjau darat dalam skala besar di sekitar desa-desa, tempat mereka memerangi pejuang anti-kudeta.

Amnesty International adalah organisasi non-pemerintah internasional yang memiliki tujuan mempromosikan seluruh hak asasi manusia (HAM) dalam Universal Declaration of Human Rights dan standar internasional lainnya.

Kudeta pemerintah Myanmar pada tahun lalu telah memicu bentrokan baru dengan kelompok pemberontak etnis dan pembentukan lusinan "Pasukan Pertahanan Rakyat" yang sekarang memerangi junta militer.

Baca juga: Junta Myanmar Pindahkan Aung San Suu Kyi ke Sel Isolasi

Selama kunjungan ke negara bagian Kayah, Myanmar di dekat perbatasan Thailand, peneliti Amnesty International telah mewawancarai para penyintas ranjau darat, pekerja medis yang merawat mereka, dan orang lain yang terlibat dalam operasi pembersihan.

Mereka mengaku memiliki informasi yang dapat dipercaya bahwa militer telah menggunakan ranjau di setidaknya 20 desa, termasuk di jalan menuju sawah, yang mengakibatkan kematian dan cedera warga sipil.

Amnesty International juga mengatakan telah mendokumentasikan beberapa contoh di mana militer Myanmar telah meletakkan ranjau di sekitar gereja dan di pekarangannya.

"Tentara telah menempatkan ranjau darat di halaman orang, di pintu masuk rumah, dan di luar toilet," kata Amnesty, dikutip dari AFP.

"Dalam setidaknya satu kasus yang terdokumentasi, tentara Myanmar bahkan diketahui memasang alat peledak improvisasi trip-wire dalam sebuah tangga rumah," tambah keterangan kelompok pejuang HAM itu.

Baca juga: Junta Myanmar Akan Eksekusi Gantung Mantan Anggota Partai Aung San Suu Kyi

Anggota kelompok anti-junta sendiri dilaporkan telah berusaha untuk membersihkan ranjau di beberapa daerah. Tetapi pekerjaan itu hanya bisa dilakukan dengan peralatan seadanya dan tanpa pelatihan profesional.

“Kami tahu dari pengalaman pahit bahwa kematian dan cedera warga sipil akan meningkat seiring waktu, dan kontaminasi yang meluas telah menghalangi orang untuk kembali ke rumah dan lahan pertanian mereka,” kata Rawya Rageh, penasihat krisis senior Amnesty International.

Myanmar sendiri bukan termasuk negara yang menandatangai konvensi PBB yang melarang penggunaan, penimbunan, atau pengembangan ranjau anti-personil.

Militernya telah berulang kali dituduh melakukan kekejaman dan kejahatan perang selama beberapa dekade konflik internal.

Kekerasan militer terhadap minoritas Rohingya pada 2017 mengirim sekitar 750.000 orang melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh, membawa serta laporan pemerkosaan, pembunuhan, dan pembakaran.

Pada Maret 2022, Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa kekerasan terhadap Rohingya sama dengan genosida, dengan mengatakan ada bukti yang jelas dari upaya untuk "menghancurkan" mereka.

Baca juga:

Gambia menyeret Myanmar ke Mahkamah Internasional pada 2019, menuduh negara yang mayoritas beragama Buddha itu melakukan genosida terhadap minoritas Muslim.

Pengadilan yang berbasis di Den Haag itu akan memberikan penilaiannya atas keberatan awal Myanmar atas kasus tersebut akhir pekan ini.

Menyusul kudeta yang menggulingkan pemerintah Aung San Suu Kyi, militer telah melancarkan tindakan keras berdarah terhadap perbedaan pendapat yang menurut kelompok pemantau lokal telah menewaskan lebih dari 2.000 orang dan membuat hampir 15.000 orang ditangkap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ini Reaksi Internasional Usai Ada Laporan Israel Serang Iran

Ini Reaksi Internasional Usai Ada Laporan Israel Serang Iran

Global
28 Tentara Suriah Tewas akibat Serangan ISIS

28 Tentara Suriah Tewas akibat Serangan ISIS

Global
Pertama Kali, Ukraina Tembak Jatuh Pesawat Pengebom Rusia

Pertama Kali, Ukraina Tembak Jatuh Pesawat Pengebom Rusia

Global
Rangkuman Hari Ke-785 Serangan Rusia ke Ukraina: Penembakan Rusia di Donetsk Timur | DPR AS Jadwalkan Voting Bantuan Ukraina

Rangkuman Hari Ke-785 Serangan Rusia ke Ukraina: Penembakan Rusia di Donetsk Timur | DPR AS Jadwalkan Voting Bantuan Ukraina

Global
Badan Atom Internasional: Tak Ada Kerusakan di Situs Nuklir Iran

Badan Atom Internasional: Tak Ada Kerusakan di Situs Nuklir Iran

Global
Israel Serang Iran, Ledakan Terdengar di Kota Isfahan, Ada Apa di Sana?

Israel Serang Iran, Ledakan Terdengar di Kota Isfahan, Ada Apa di Sana?

Global
Australia Minta Warganya Tinggalkan Israel dan Palestina

Australia Minta Warganya Tinggalkan Israel dan Palestina

Global
Kota Isfahan Iran Dilaporkan Tenang dan Aman Pascaledakan Diduga Serangan Israel

Kota Isfahan Iran Dilaporkan Tenang dan Aman Pascaledakan Diduga Serangan Israel

Global
Jawaban Militer Israel Saat Ditanya soal Serangan dan Ledakan di Iran 

Jawaban Militer Israel Saat Ditanya soal Serangan dan Ledakan di Iran 

Global
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Iran Klaim Tembak Jatuh Drone, Sebut Tak Ada Serangan Rudal

Iran Klaim Tembak Jatuh Drone, Sebut Tak Ada Serangan Rudal

Global
3 Ledakan Terdengar Dekat Pangkalan Udara Iran, Kemungkinan Serangan Balasan Israel

3 Ledakan Terdengar Dekat Pangkalan Udara Iran, Kemungkinan Serangan Balasan Israel

Global
Alasan AS Veto Resolusi soal Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Alasan AS Veto Resolusi soal Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Global
Israel Balas Serangan, Iran Aktifkan Sistem Pertahanan Udara, Ledakan Terdengar di Isfahan

Israel Balas Serangan, Iran Aktifkan Sistem Pertahanan Udara, Ledakan Terdengar di Isfahan

Global
Pria Polandia Ditangkap atas Dugaan Rencana Pembunuhan Zelensky

Pria Polandia Ditangkap atas Dugaan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com