Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dadang Mujiono
Akademisi FISIP Unmul/Mahasiswa S3 NUS

Dosen Hubungan Internasional Universitas Mulawarman, Samarinda

Sejarah dan Kepentingan Amerika Serikat Ikut Campur Politik Domestik Negara Lain

Kompas.com - 08/08/2022, 09:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INTERVENSI Amerika Serikat (AS) dalam politik domestik di suatu negara sebenarnya tidak hanya terjadi di abad ke 21 – ketika AS ikut campur urusan Tiongkok di Taiwan – melainkan sudah terjadi sejak abad ke – 19 ketika AS mengintervensi negara-negara baru di Benua Amerika karena terdapat kepentingan ekonomi dan politik di negara tersebut.

Adapun keputusan AS untuk ikut campur urusan dalam negeri lain didasari oleh dua doktrin politik, yakni “Manifest Destiny” dan “the Monroe Doctrine.”

Dalam Manifest Destiny masyarakat AS percaya bahwa AS ditakdirkan oleh Tuhan untuk memperluas wilayahnya, menyebarkan demokrasi dan kapitalisme.

Sedangkan The Monroe Doctrine merupakan kebijakan luar negeri AS yang lahir di bawah kepemimpinan Presiden James Monroe yang menempatkan AS sebagai pelindung (the protector) bagi negara baru di Benua Amerika.

Kebijakan ini juga dibuat sebagai peringatan kepada Bangsa Eropa bahwa setiap upaya intervensi dan perluasan jajahan oleh Bangsa Eropa di Benua Amerika dianggap sebagai aksi melawan AS.

Kepentingan AS di abad 20

Memasuki abad ke 20, strategi AS menjaga kepentingan ekonomi dan politik tidak hanya dimanifestasikan dalam bentuk perlindungan terhadap negara debitur AS dari ancaman keamanan, namun juga terlibat dalam praktik kotor politik.

Salah satunya terjadi di Panama, Kolombia tahun 1903 ketika AS mendukung kelompok separatis Panama yang ingin melepaskan diri dari Kolombia.

Kala itu proposal AS yang bertujuan menguasai wilayah kanal di Panama ditolak oleh DPR Kolombia karena khawatir akan kehilangan wilayah kedaulatan.

Tidak tinggal diam, tahu bahwa terdapat kelompok separatis di Panama, AS di bawah kepemimpinan Theodore Roosevelt memberikan bantuan militer kepada kelompok separatis berupa pengiriman kapal perang ke Kota Panama di Wilayah Pasifik dan Kota Colón di wilayah Atlantik untuk mengamankan kemerdekaan.

Akhirnya Panama berhasil meraih kemerdekaan dari Kolombia pada 3 November 1903.

Pascakemerdekaan Panama, perjanjian Hay-Bunau-Varilla ditanda-tangani oleh Panama dan AS yang mana memberikan hak eksklusif dan kepemilikan permanen wilayah kanal Panama oleh AS.

Dengan hak ini, AS memulai pembangunan Terusan Panama sejak tahun 1903 sampai 1914. Hampir satu abad berikutnya, yakni 1999 Terusan Panama akhirnya dikendalikan secara penuh oleh otoritas Panama.

Kepentingan AS di masa Perang Dingin

Memasuki era Perang Dingin 1947 – 1991 kepentingan AS bergeser ke Asia, termasuk Asia Tenggara. Kali ini, kepentingan AS lebih mengarah pada kepentingan politik, yakni sebisa mungkin menangkal persebaran dan memangkas pengaruh komunisme di Asia Tenggara.

Upaya tersebut mulai dari terlibat dalam perang Vietnam 1955-1975. Kemudian mendukung Suharto menumpas PKI melalui Gerakan 30 September PKI 1965 yang berakhir pada digulingkannya Sukarno yang sosialis dan terlalu condong kepada Tiongkok dan Uni Soviet.

Sampai mendukung operasi militer berskala besar di Timor Timur tahun 1975 (Operasi Seroja) oleh rezim Suharto yang sangat Amerikanis dan antikomunis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com