Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Kepala Negara yang Melarikan Diri ke Luar Negeri, dari Marcos hingga Rajapaksa

Kompas.com - 01/08/2022, 20:31 WIB
BBC INDONESIA,
Bernadette Aderi Puspaningrum

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pelarian Gotabaya Rajapaksa, menambah panjang daftar kepala negara yang melarikan diri dari negaranya setelah akhir pemerintahan yang kacau.

Setelah aksi protes besar-besaran selama berbulan-bulan, Gotabaya Rajapaksa akhirnya melarikan diri dari Sri Lanka.

Dia terbang ke Maladewa sebelum ke Singapura pada pertengahan Juli 2022.

Dari Singapura dia mengirim surat pengunduran diri sebagai presiden Sri Lanka. Belum jelas sampai kapan dia menetap di sana.

Pemerintah Singapura hanya menyatakan bahwa Rajapaksa berkunjung “dalam kapasitas pribadi”. Sudah ada permintaan kepada kejaksaan Singapura untuk menangkap Rajapaksa atas perannya dalam perang saudara.

Muncul juga laporan dia mungkin akan mengasingkan diri ke Arab Saudi atau Uni Emirat Arab.

Berikut beberapa di antara pemimpin negara yang melarikan diri dan bagaimana nasib mereka setelah hengkang, sebagaimana dilansir dari BBC Indonesia:

Baca juga: Presiden Baru Sri Lanka Tak Berharap Rajapaksa Pulang Kampung

Ferdinand Marcos

Ferdinan Marcos mantan presiden Filipina yang tumbang pada 1986 dan melarikan diri ke Hawaii.via BBC INDONESIA Ferdinan Marcos mantan presiden Filipina yang tumbang pada 1986 dan melarikan diri ke Hawaii.

Pada 1986, Presiden Amerika Serikat (AS) Ronald Reagan, mendesak Presiden Filipina Ferdinand Marcos, untuk mundur dan menerima tawaran mengasingkan diri ke Hawaii.

Nasihat ini dikirim setelah terjadi aksi protes besar-besaran menentang Marcos, setelah dia mengeklaim menang pemilu sedangkan banyak pihak meyakini pemilu berlangsung curang.

Guru besar ilmu politik di Northwestern University, Abel Escriba-Folch, mengatakan tawaran Reagan untuk Marcos bisa dipahami karena Filipina adalah bekas jajahan AS.

Selain itu juga ada alasan strategis lain. “Marcos adalah sekutu anti-komunis penting ... dia menerima dukungan ekonomi dan militer yang besar dari Amerika,” ujar Escriba-Folch.

Lebih dari itu, tawaran pengasingan diri dimaksudkan agar peralihan kekuasaan dari diktator ke pemerintahan berikutnya bisa berjalan mulus.

Pemerintahan Marcos diwarnai oleh pembunuhan lawan-lawan politik, pelanggaran besar-besaran hak asasi manusia dan korupsi.

Yang paling terkenal adalah skandal belanja fantastis sang istri, Imelda, ketika jutaan rakyat hidup miskin dan negara dililit utang yang menggunung.

Baca juga: Kembalinya Dinasti Marcos di Filipina: Anugerah untuk China, Canggung bagi AS

Marcos akhirnya tumbang pada 25 Februari 1986 dan melarikan diri ke Hawaii. Ia menetap di sini sampai meninggal dunia pada 28 September 1989.

Noda hitam yang ditorehkan Marcos di lembaran sejarah Filipina ternyata tak menghalangi keluarganya untuk tampil kembali di panggung politik negara tersebut.

Anaknya, Ferdinand Marcos Jr, lebih dikenal dengan Bongbong, menang besar dalam pemilu Mei 2022 dan telah dilantik menjadi presiden, sekaligus melanjutkan dinasti politik yang dirintis sang ayah.

Benazir Bhutto dan Nawaz Sharif

Bhutto dua kali mengasingkan diri dan dua kali menjabat sebagai perdana menteri.

via BBC INDONESIA Bhutto dua kali mengasingkan diri dan dua kali menjabat sebagai perdana menteri.

Iklim politik di tiap negara berbeda-beda, sehingga ada pemimpin negara yang lebih sering mengasingkan diri dibandingkan pemimpin di negara lain. Ini yang dialami politisi kenamaan Pakistan, Benazir Bhutto.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com