Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Kepala Negara yang Melarikan Diri ke Luar Negeri, dari Marcos hingga Rajapaksa

Kompas.com - 01/08/2022, 20:31 WIB
BBC INDONESIA,
Bernadette Aderi Puspaningrum

Tim Redaksi

Ia dipaksa mengasingkan diri dua kali. Dan dua-duanya memberinya kesempatan untuk menjadi perdana menteri: 1988-1990 dan 1993-1996.

Baca juga: Detik-detik Terbunuhnya Benazir Bhutto, Tokoh Wanita Pakistan

Di puncak popularitasnya, tak lama setelah untuk pertama kalinya menang pemilu, ia adalah salah satu pemimpin perempuan paling dikenal di dunia. Rapat-rapat akbar yang ia hadiri selalu penuh sesak.

Namun dua kali pula ia harus dipecat oleh presiden dengan tuduhan korupsi. Dia meninggal dunia dalam bom bunuh diri pada 2013, bersama sang ayah dan dua saudara laki-laki.

Tokoh yang dua kali menggantikan Bhutto adalah Nawaz Sharif, yang digulingkan militer pada 1999 dan mengikuti jejak Bhutto dengan mengasingkan diri ke Arab Saudi.

Selang 14 tahun kemudian, Sharif memimpin kekuatan oposisi dan memenangkan pemilu untuk ketiga kalinya.

Pada 2017, ia dipaksa mengakhiri karier politik setelah Mahkamah Agung melarangnya menjadi pejabat publik menyusul pengungkapan Panama Papers. Di dokumen itu, Sharif dituduh menyembunyikan kekayaan keluarga.

Baik Bhutto maupun Sharif sama-sama dipaksa mengasingkan diri oleh jenderal bernama Pervez Musharraf, yang juga harus pula mengasingkan diri.

Baca juga: Pakistan Diambang Kerusuhan Sipil Setelah Penggulingan Imran Khan, Apa yang Terjadi?

Ayatollah Khomeini dan Reza Pahlavi

Khomeini mengubah negara menjadi Republik Islam dan lahirlah Iran seperti yang kita kenal sekarang.via BBC INDONESIA Khomeini mengubah negara menjadi Republik Islam dan lahirlah Iran seperti yang kita kenal sekarang.

Ruhollah Khomeini dikenal sebagai tokoh agama Iran yang menentang, dan kemudian menggantikan rezim pro-Barat pimpinan Shah Mohammed Reza Pahlavi.

Saat ia berada di tampuk kekuasaan, Khomeini mengubah negara menjadi Republik Islam dan lahirlah Iran seperti yang dikenal sekarang.

Baik Khomeini dan Pahlavi sama-sama pernah berada di pengasingan. Bagi Khomeini, ini terjadi pada 1964 hingga 1979.

Kritiknya yang tajam membuat ia harus mengasingkan diri ke Turki, Irak, dan kemudian Perancis. Dari sana, dia masih menyerukan para pendukungnya agar menggulingkan pemerintahan Pahlavi.

Pada saat yang bersamaan, pemerintahan Pahlavi makin tidak populer di mata rakyat. Kerusuhan, mogok, dan demonstrasi pecah di mana-mana.

Pemerintahannya ambruk pada Januari 1979, sehingga memaksa Pahlavi dan keluarganya melarikan diri.

Baca juga: Pasukan Taliban dan Iran Bentrok di Perbatasan, 1 Orang Tewas

Pada 1 Februari 1979, Khomeini kembali ke Iran dan mendapat sambutan gegap gempita. Iran lalu menggelar referendum nasional dan hasilnya ia menang mutlak.

Khomeini resmi menyandang sebagai pemimpin politik dan agama di Iran, gelar yang disematkan kepadanya seumur hidup.

Dari Mesir, Pahlavi menetap di Maroko, Bahama, Meksiko, sebelum meninggal dunia karena kanker di Kairo, Mesir, pada 7 Juli 1980.

via BBC INDONESIA Dari Mesir, Pahlavi menetap di Maroko, Bahama, Meksiko, sebelum meninggal dunia karena kanker di Kairo, Mesir, pada 7 Juli 1980.

Sementara itu, Pahlavi dan istrinya, Farah, terbang ke Aswan, Mesir, yang digambarkan sebagai perjalanan “hiburan” dan sekaligus untuk berobat.

Dari Mesir, Pahlavi menetap di Maroko, Bahama, Meksiko, sebelum meninggal dunia karena kanker di Kairo, Mesir, pada 27 Juli 1980.

Khomeini menjabat sebagai pemimpin tertinggi Iran hingga ia meninggal pada 4 Juni 1989.

Baca juga: Putin Tiba di Iran dalam Kunjungan Langka ke Luar Negeri Pasca Invasi ke Ukraina, Ini Agendanya

Idi Amin Dada

Idi Amin digulingkan oleh tentara Tanzania dan kelompok-kelompok Uganda di luar negeri pada 1979.

via BBC INDONESIA Idi Amin digulingkan oleh tentara Tanzania dan kelompok-kelompok Uganda di luar negeri pada 1979.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Global
Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com