Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Hongaria Dinilai Gaungkan Pandangan Nazi Usai Singgung soal Ras Campuran

Kompas.com - 27/07/2022, 16:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

Dalam sebuah artikel di harian utama pemerintah, Magyar Nemzet memuji Orban karena membela gagasan kebangsaan melawan dorongan untuk mencampur semua bangsa "menjadi massa abu-abu yang tidak dapat dibedakan".

Nyatanya posisi Orban tampak membingungkan. Kadang-kadang dia berbicara tentang Hongaria sebagai "masyarakat yang paling campuran", tapi di lain waktu dia muncul untuk menyarankan kepercayaannya pada kemurnian etnis.

Pengunduran diri Zsuzsa Hegedus sepertinya tidak akan berdampak lebih lanjut di Hongaria. Disiplin partai ketat, dan pengunduran diri hampir tidak pernah terdengar.

Baca juga: Viktor Orban, Jadi Perdana Menteri Hongaria Empat Periode, Menang Telak Mainkan Isu Perang Ukraina

Menanggapi melalui surat kepada penasihat lamanya, Orban membela kata-katanya.

"Anda tahu lebih baik daripada siapa pun bahwa di Hongaria, pemerintah saya mengikuti kebijakan tanpa toleransi terhadap anti-Semitisme dan rasisme," tulisnya.

Juru bicaranya, Zoltan Kovacs, mengatakan bahwa media arus utama "menggembar-gemborkan beberapa pandangan keras tentang imigrasi dan asimilasi", tetapi tetap diam pada poin-poin utama pidato tersebut.

Pada kesempatan yang sama Orban juga berbicara tentang perang di Ukraina, mengklaim bahwa dukungan Barat terhadap negara itu telah gagal, sanksi terhadap Rusia tidak berhasil, dan bahwa kesepakatan damai yang dinegosiasikan harus menjadi prioritas.

Meskipun menerima dana UE dalam jumlah besar, pemerintah Hongaria yang dipimpin oleh Orban sering berselisih dengan UE terkait masalah aturan hukum seperti kebebasan pers dan migrasi.

Perdana menteri Hongaria di masa lalu berhubungan baik dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dan merupakan satu-satunya pemimpin Uni Eropa yang secara terbuka mengkritik Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com