Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Hongaria Dinilai Gaungkan Pandangan Nazi Usai Singgung soal Ras Campuran

Kompas.com - 27/07/2022, 16:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

BUDAPEST, KOMPAS.com - Anggota dari lingkaran dalam Viktor Orban mengundurkan diri setelah perdana menteri Hongaria itu berbicara menentang menjadi "ras campuran".

Zsuzsa Hegedus, yang telah mengenal Orban selama 20 tahun, menggambarkan pidato tersebut sebagai "teks Nazi murni", menurut media Hongaria.

Baca juga: Uni Eropa Akhirnya Sepakat Soal Larangan Minyak Rusia Usai Kompromi dengan Hongaria

Komite Internasional Auschwitz yang selamat dari Holocaust menyebut pidato itu "bodoh dan berbahaya".

Juru bicara Orban mengatakan media telah salah mengartikan komentar tersebut.

Pidato tersebut berlangsung pada hari Sabtu di wilayah Rumania yang memiliki komunitas Hongaria yang besar.

Di dalamnya, Orban mengatakan orang-orang Eropa harus bebas untuk bergaul satu sama lain, tetapi pencampuran dengan non-Eropa menciptakan "dunia ras campuran".

"Kami bersedia untuk bercampur satu sama lain, tetapi kami tidak ingin menjadi orang-orang dari ras campuran," katanya sebagaimana dilansir dari BBC pada Rabu (27/7/2022).

Baca juga: Hongaria Nyatakan Status Darurat Nasional akibat Perang Rusia di Ukraina

Orban yang adalah seorang nasional memang terkenal dengan pandangan anti-migrasinya. Tetapi untuk Hegedus, rekannya sendiri, pidato Sabtu (23/7/2022) melewati batas.

"Saya tidak tahu bagaimana Anda (Orban) tidak menyadari bahwa pidato yang Anda sampaikan adalah pandangan murni Nazi dari Joseph Goebbels yang telah dikecam selama ini," tulisnya dalam surat pengunduran dirinya, menurut situs berita Hongaria hvg.hu.

Goebbels sendiri adalah kepala kementerian propaganda dan pendukung utama Adolf Hitler, yang aktif mendukung gerakan anti-semitisme.

Kelompok Yahudi terbesar di Hongaria juga mengutuk pidato tersebut dan menyerukan pertemuan dengan Orban.

Pernyataan Orban tentang ras telah dikritik keras oleh beberapa orang di Hongaria, dan pada saat yang sama mendapat pembelaan keras dari yang lain.

"Hanya satu ras yang menghuni bumi ini, Homo Sapiens. Dan itu unik dan tidak terbagi," kepala rabi Robert Fröhlich berkomentar.

Baca juga: Anjing Korban Kekerasan di Hongaria Dilatih Jadi Tim Misi NATO

Politisi oposisi, yang secara telak dikalahkan oleh partai Fidesz pimpinan Orban dalam pemilihan April, mengatakan pernyataannya "di luar batas... tidak layak bagi seorang negarawan Eropa".

Juru bicara pemerintah Zoltan Kovacs mencoba meredam meningkatnya kecaman.Dia beralasan bahwa perdana menteri telah berbicara blak-blakan tentang topik imigrasi dan asimilasi selama bertahun-tahun.

Dalam sebuah artikel di harian utama pemerintah, Magyar Nemzet memuji Orban karena membela gagasan kebangsaan melawan dorongan untuk mencampur semua bangsa "menjadi massa abu-abu yang tidak dapat dibedakan".

Nyatanya posisi Orban tampak membingungkan. Kadang-kadang dia berbicara tentang Hongaria sebagai "masyarakat yang paling campuran", tapi di lain waktu dia muncul untuk menyarankan kepercayaannya pada kemurnian etnis.

Pengunduran diri Zsuzsa Hegedus sepertinya tidak akan berdampak lebih lanjut di Hongaria. Disiplin partai ketat, dan pengunduran diri hampir tidak pernah terdengar.

Baca juga: Viktor Orban, Jadi Perdana Menteri Hongaria Empat Periode, Menang Telak Mainkan Isu Perang Ukraina

Menanggapi melalui surat kepada penasihat lamanya, Orban membela kata-katanya.

"Anda tahu lebih baik daripada siapa pun bahwa di Hongaria, pemerintah saya mengikuti kebijakan tanpa toleransi terhadap anti-Semitisme dan rasisme," tulisnya.

Juru bicaranya, Zoltan Kovacs, mengatakan bahwa media arus utama "menggembar-gemborkan beberapa pandangan keras tentang imigrasi dan asimilasi", tetapi tetap diam pada poin-poin utama pidato tersebut.

Pada kesempatan yang sama Orban juga berbicara tentang perang di Ukraina, mengklaim bahwa dukungan Barat terhadap negara itu telah gagal, sanksi terhadap Rusia tidak berhasil, dan bahwa kesepakatan damai yang dinegosiasikan harus menjadi prioritas.

Meskipun menerima dana UE dalam jumlah besar, pemerintah Hongaria yang dipimpin oleh Orban sering berselisih dengan UE terkait masalah aturan hukum seperti kebebasan pers dan migrasi.

Perdana menteri Hongaria di masa lalu berhubungan baik dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dan merupakan satu-satunya pemimpin Uni Eropa yang secara terbuka mengkritik Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com