Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Referendum Tunisia Digelar, Presiden Kais Saied Bisa Semakin Kuat

Kompas.com - 26/07/2022, 07:44 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TUNIS, KOMPAS.com - Referendum Tunisia pada Senin (25/7/2022) menunjukkan para pemilih mendukung konstitusi baru untuk memperkuat kekuasaan Presiden Kais Saied, menurut exit poll lembaga Sigma Conseil.

Referendum ini digelar setahun setelah Kais Saied memecat kabinet dan membubarkan parlemen, yang oleh oposisi disebut kudeta.

Komisi pemilihan Tunisia (ISIE) pada Senin malam mengatakan, sedikitnya 27,5 persen dari 9,3 juta pemilih terdaftar telah memberikan suara.

Baca juga: Presiden Tunisia Bubarkan Parlemen, Perpanjang Krisis Perebutan Kekuasaan

Sigma Conseil mengungkapkan, 92-93 persen dari warga yang memberikan suara mendukung konstitusi baru.

Banyak dari mereka berasal dari kelas menengah yang terkena dampak krisis ekonomi selama bertahun-tahun, kata kepala Sigma Conseil Hassen Zargouni kepada kantor berita AFP.

Dikutip dari Reuters, penyebab hanya seperempat pemilih yang berpartisipasi dari jumlah keseluruhan adalah boikot oposisi.

Tindakan Kais Saied melawan sistem yang muncul setelah penggulingan diktator Zine El Abidine Ben Ali pada 2011 disambut banyak orang Tunisia yang muak dengan inflasi dan pengangguran tinggi.

Gejolak politik dan sistem pemerintahan mereka rasa hanya membawa sedikit perbaikan ke dalam kehidupan.

Jumlah pemilih referendum Tunisia pada 25 Juli 2022 dipandang sebagai ukuran popularitas Kais Saied. Angka itu lebih tinggi dari yang diperkirakan banyak pengamat, dan menunjukkan bahwa popularitasnya terus meningkat dalam tiga tahun masa jabatan.

Baca juga:

Kantor berita AFP melaporkan, banyak pemungutan suara berlangsung saat musim panas. Beberapa pemilih datang sebelum pukul 06.00 pagi dan mengantre di udara yang relatif sejuk.

Setelah memberikan suara, pemilih mencelupkan satu jari di tinta ungu sebagai tanda telah memilih.

Pemungutan suara berakhir pada malam hari, dan hasil awalnya akan jatuh tempo pada Selasa (26/7/2022) sore.

Jika menang dalam referendum Tunisia, Kais Saied akan menjadi komandan tentara, memiliki wewenang menunjuk kabinet tanpa persetujuan parlemen, dan membuatnya hampir tidak mungkin diberhentikan dari jabatan.

Baca juga: Satu Lagi Warga Tunisia Tewas Bakar Diri ala Bouazizi di Arab Spring

Referendum Tunisia "memberi presiden hampir semua kekuasaan dan menghapus wewenang serta lembaga apa pun yang mungkin mengontrolnya," kata Said Benarbia direktur regional Komisi Ahli Hukum Internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com