Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Bulan Setelah Rebut Kekuasaan, Presiden Tunisia Akhirnya Tunjuk Pemerintahan Baru

Kompas.com - 13/10/2021, 21:03 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

TUNIS, KOMPAS.com - Presiden Tunisia Kais Saied menunjuk pemerintah baru pada Senin (11/10/2021), nyaris tiga bulan setelah perebutan kekuasaan yang kontroversial, yang diklaim karena negara itu menghadapi krisis ekonomi dan politik yang akut.

Televisi pemerintah menyiarkan upacara pelantikan kabinet yang dipimpin oleh Najla Bouden, perdana menteri (PM) wanita pertama negara Afrika Utara itu.

Baca juga: Demo Besar di Tunisia, 2.000 Orang Protes Kudeta Presiden Kais Saied

Bouden bersumpah bahwa "perang melawan korupsi akan menjadi tujuan paling penting" dari pemerintahan baru, dalam pidato publik pertamanya sejak pencalonannya.

Melansir AFP pada Senin (11/10/2021), ahli geologi terlatih ini juga berjanji untuk "meningkatkan standar hidup" warga Tunisia, dan "memulihkan kepercayaan mereka pada negara".

Tapi Saied telah secara signifikan kembali mengurangi kekuasaan kantor Bouden, dan secara teknis akan memimpin administrasi sendiri.

Presiden Tunisia pada 25 Juli memecat perdana menteri sebelumnya, Hichem Mechichi, menangguhkan parlemen dan memberikan dirinya kekuasaan yudisial.

Para penentang menyebut langkahnya sebagai kudeta. Tetapi banyak orang Tunisia pada awalnya menyambut tindakannya. Mereka mengaku juga muak dengan politik negaranya yang dianggap korup dan tidak kompeten.

Baca juga: Satu Lagi Warga Tunisia Tewas Bakar Diri ala Bouazizi di Arab Spring

Saied, seorang mantan akademisi hukum, telah berulang kali mengkritik konstitusi yang diadopsi Tunisia pada 2014.

Undang-undang itu menggunakan sistem parlementer-presiden campuran, tiga tahun setelah sebuah revolusi menggulingkan diktator veteran Zine El Abidine Ben Ali.

Presiden Saied menunjuk Bouden sebagai perdana menteri pada 29 September, lebih dari dua bulan setelah memecat pejabat sebelumnya, Mechichi. Saied juga menghapus kekebalan anggota parlemen.

Dalam foto yang didistribusikan oleh Kepresidenan Tunisia, Perdana Menteri Tunisia Najla Bouden berbicara selama upacara pelantikan pemerintah baru, Senin, 11 Oktober 2021 di Tunis.AP PHOTO/SLIM ABID Dalam foto yang didistribusikan oleh Kepresidenan Tunisia, Perdana Menteri Tunisia Najla Bouden berbicara selama upacara pelantikan pemerintah baru, Senin, 11 Oktober 2021 di Tunis.

Dalam pidato setelah upacara Senin (11/10/2021), Saied menegaskan kembali bahwa langkahnya konstitusional. Itu mengingat ada "bahaya yang akan segera terjadi" yang dihadapi Tunisia.

Dia mengeklaim bertindak untuk "menyelamatkan negara Tunisia dari cengkeraman orang-orang yang mengintai di dalam dan luar negeri, dan dari mereka yang melihat pemerintahan sebagai barang rampasan atau sebagai sarana untuk menjarah dana publik".

Dia juga bersumpah untuk "membersihkan peradilan".

Baca juga: Aktivis Arab Spring Tewas Bakar Diri dalam Protes ke Pemerintah Tunisia

Menyimpang dari demokrasi

Saied, yang terpilih pada akhir 2019, merebut berbagai kekuasaan di tengah krisis sosial-ekonomi yang diperparah oleh pandemi Covid-19.

Langkah itu dilakukan ketika Tunisia menghadapi krisis utang yang menjulang, inflasi yang meningkat dan pengangguran yang meluas yang diperparah oleh pandemi virus corona.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com