Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Kirim Lebih Banyak Sistem Roket ke Ukraina Setelah Rusia Memperluas Tujuan Perang

Kompas.com - 21/07/2022, 10:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

KYIV, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) berjanji mengirim sistem roket yang lebih presisi ke Ukraina, segera setelah Rusia memberi isyarat bahwa mereka berencana merebut lebih banyak wilayah Ukraina di luar kawasan industri timur Donbas.

Kepala Pentagon Lloyd Austin mengatakan Washington akan mengirim tambahan empat Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142 (Himars).

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-148 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Tak Hanya Incar Donbas Timur, Batas Waktu Perang

Himars yang secara khusus telah diklaim meningkatkan kemampuan Kyiv di medan perang dalam beberapa pekan terakhir, karena memungkinkan pasukan Ukraina mencapai target Rusia dari jarak jauh.

"Ukraina membutuhkan daya tembak dan amunisi untuk menahan serangan ini dan untuk menyerang balik," kata Austin kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa pengiriman baru akan membuat total Himars AS yang dikirim ke Kyiv menjadi 16.

Beberapa jam sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa militer Moskwa tidak lagi hanya berfokus pada merebut kendali atas wilayah Ukraina timur Lugansk dan Donetsk, yang sebagian sudah dikuasai oleh pemberontak pro-Moskwa selama bertahun-tahun.

"Geografinya sekarang berbeda. Tidak hanya DNR dan LNR, tapi juga wilayah Kherson, wilayah Zaporizhzhia dan sejumlah wilayah lainnya," jelasnya kepada media pemerintah sebagaimana dilansir AFP.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Ukraina Tetapkan Target Waktu Perang | 1.000 Orang Tewas akibat Gelombang Panas

Pada Selasa (19/7/2022), AS mengatakan Rusia "mulai meluncurkan versi dari apa yang dapat disebut sebagai buku pedoman aneksasi" - mengutip area yang sama yang disebutkan oleh Lavrov.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, pasukan Putin terus maju ke masing-masing wilayah itu, menimbulkan kehancuran saat mereka merebut kota-kota utama dan menghadapi perlawanan sengit dari Ukraina.

Dalam beberapa pekan terakhir, mereka juga menyerang sasaran sipil Ukraina di kota-kota yang jauh dari garis depan, menyebabkan sejumlah warga sipil tewas, dalam apa yang disebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai kampanye teror.

 

Senjata Barat 'ancaman langsung' bagi Rusia

Kemajuan stabil pasukan Rusia di timur terjadi setelah pasukan Moskwa gagal di awal invasi untuk merebut ibu kota Kyiv dan didorong mundur dari kota kedua Ukraina, Kharkiv.

Tetapi artileri Rusia telah melakukan kampanye penembakan yang hampir konstan di Kharkiv, dan serangan pada Rabu (20/7/1011) yang menewaskan tiga orang, kata pejabat setempat.

Baca juga: Strategi Baru Putin untuk Ukraina

"Ada seorang anak laki-laki berusia 13 tahun di antara mereka," kata gubernur regional Oleg Synegubov dalam sebuah pernyataan di media sosial.

Wartawan AFP melihat seorang pria shock berlutut di atas tubuh, yang ditutupi terpal biru dan dikelilingi oleh pecahan kaca.

Sementara beban pertempuran baru-baru ini di Ukraina terfokus pada Donbas, serangan balasan Ukraina di selatan perlahan-lahan merebut kembali beberapa wilayah yang dikuasai Rusia, sebagian besar berkat artileri jarak jauh yang dipasok Barat.

Lavrov mengatakan bahwa pengiriman senjata Barat ke Ukraina telah menjadi faktor dalam keputusan Moskwa untuk fokus di luar timur. Dia mengatakan ambisinya dapat berkembang lebih besar lagi jika pengiriman berlanjut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com