Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Sri Lanka Dapat Penolakan di Maladewa, Warga Marah Pemerintahnya Lindungi Penjahat

Kompas.com - 14/07/2022, 08:10 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

MALE, KOMPAS.com - Berita mengenai Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa kabur ke Maladewa memicu reaksi keras dari warga negara itu, yang menuduh pemerintahnya membantu pemimpin negara tetangga melarikan diri dari proses hukum.

Rajapaksa melarikan diri ke kepulauan tetangga di Samudra Hindia itu beberapa jam sebelum menepati janjinya untuk mengundurkan diri atas krisis ekonomi terburuk Sri Lanka dalam beberapa dekade.

Baca juga: Mantan Presiden Maladewa Lakukan Intervensi untuk Bantu Presiden Sri Lanka Kabur

Pria berusia 73 tahun itu terbang dengan pesawat Angkatan Udara Sri Lanka dalam penerbangan sebelum fajar bersama istri dan dua pengawalnya ke ibu kota Maladewa, Male, kata Angkatan Udara Sri Lanka.

Al Jazeera mewartakan pada Rabu (13/7/2022) sore, sekelompok ekspatriat Sri Lanka menggelar protes di pantai buatan di Male, membawa spanduk bertuliskan: “Teman-teman Maladewa yang terhormat, tolong desak pemerintah Anda untuk tidak melindungi para penjahat.”

Polisi antihuru-hara dengan cepat menyambar spanduk dan plakat, serta membubarkan massa. Seorang pria Sri Lanka ditahan.

Kemarahan dan solidaritas dari masyarakat Maladewa untuk warga Sri Lanka juga membanjiri media sosial dan di bagian komentar dari outlet berita.

Warga negara Asia Selatan itu menyerukan repatriasi Rajapaksa dan mengutuk keputusan "memalukan" untuk memfasilitasi pelarian Presiden Sri Lanka itu.

Baca juga: Presiden Sri Lanka Kabur Saat Negara Jatuh Bangkrut, Separah Apa Kondisinya Kini?

Kekhawatiran juga muncul atas keselamatan sekitar 8.000 orang Maladewa yang tinggal di Sri Lanka di tengah kerusuhan yang terus berlanjut.

Pemerintah Maladewa “menampung Gotabaya Rajapaksa dan membantunya menghindari pertanggungjawaban atas kejahatan perang dan korupsi adalah pengkhianatan terhadap rakyat dan aktivis Sri Lanka yang telah mendukung perjuangan demokrasi di Maladewa,” demikian cuit Ahmed Shaheed, Pelapor Khusus PBB dan mantan menteri luar negeri Maladewa.

Ismail Naseer, editor surat kabar utama Maladewa, bertanya dalam sebuah editorialnya: “Mengapa orang Maladewa harus menjadi perantara untuk melarikan diri dengan mudah, setelah membuat sebuah negara jatuh ke tanah? Mengapa pemerintah Maladewa harus jatuh ke negara yang begitu rendah?”

“Mengapa satu orang menjadi lebih penting bagi negara Maladewa, sementara jutaan lainnya kelaparan dan putus asa? Tidak ada yang memberi jawaban!" protesnya.

Baca juga: Tokoh-tokoh Kunci dalam Dinasti Rajapaksa yang Kuasai Sri Lanka hingga Bangkrut

"Politisi Maladewa yang korup memanfaatkan ini untuk keuntungan mereka sendiri. Tidak ada hubungannya dengan negara. Terima kasih telah mengganggu hubungan diplomatik yang paling berharga. Momen memalukan dan memalukan menjadi orang Maladewa. #maldivesstandswithsrilanka," kicau akun @shani1i.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Presiden Sri Lanka Kabur | Warga Sri Lanka Susah Makan Dalam Krisis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com