Walhasil, sang biarawati yang sekaligus gurunya, entah reflek atau sengaja, justru meledek si anak tersebut, dengan mengatakan, "Mr B..B..B..B.. B.. Biden!!"
Dan tanpa banyak komentar, anak sekecil itu langsung melakukan aksi "Walk Out" dari kelas, pulang ke rumahnya.
Tak lama setelah itu, ibunya datang ke sekolahan, menemui sang guru. "Did you make fun with my son?" tanyanya, dengan wajah marah.
Ia tak mendapatkan jawaban, lalu mengulang lagi pertanyaan yang sama beberapa kali, dengan nada yang lebih tinggi.
Sampai akhirnya sang ibu mengancam. Kira-kira bahasanya begini, "jika Anda melakukan itu lagi, saya akan mematahkan leher Anda."
Dalam situasi demikianlah Biden tumbuh, sampai berhasil mengalahkan Calleb Bogs, dua kali jadi gubernur dan kawan dekat Presiden Nixon, dalam laga sengit menuju kursi senat.
Lalu 30-an tahun kemudian, 2008, setelah ikut bersaing sengit dengan Obama, bahkan ikut sedikit merendahkannya, Biden justru dianggap oleh Obama sebagai pasangan yang tepat untuk menjadi wakilnya, terutama untuk mengamankan suara di Senat dan House, karena pengamalan Biden yang panjang di Capitoll Hill.
Dan tahun 2015, setelah anaknya (Beau) meninggal, meski sedang menjabat sebagai wakil presiden, dikabarkan hasrat Biden untuk berpolitik hilang.
Namanya tak muncul dalam konvensi Partai Demokrat tahun itu. Tapi pemerintahan Trump yang dianggapnya sudah melewati beberapa '"Red Lines" membuat semangatnya kembali bangkit pada 2017.
Memang mimpi bahwa almarhum anaknya akan melampaui karir politiknya telah sirna, sementara anak keduanya, Hunter, tak sama dengan Beau, alias tak tertarik pada politik.
Tapi, Biden memutuskan kembali untuk mengambil mimpi yang pernah dimimpikannya untuk anak sulungnya berkat keberuntungan yang diperolehnya dari keburukan pemerintahan Donald Trump (Lengkapnya ada di tulisan saya tentang Joe Biden beberapa waktu lalu di kolom Kompas.com).
Sementara perjalanan politik Vladimir Putin pun tak kalah berlikunya. Setelah keruntuhan tembok Berlin membuat Putin menjadi pengangguran. Peluang pertama terbuka di Leninggrad University di mana Putin kemudian mendapatkan gelar doktor di bidang hukum.
Putin sempat menjabat sebagai deputy wakil rektor yang diduduki oleh Prof. Anatoly Sobchak. Saat Sobchak berniat maju menjadi wali kota St Petersburg dan akhirnya terpilih, Putin pun berpindah kantor ke sekretariat Wali Kota St. Petersburg.
Putin didapuk sebagai deputi bidang kerjasama international, terutama untuk mendatangkan investasi asing ke St. Petersburg.
Anatoly Sobchak bukan tokoh sembarangan kala itu. Ketika Boris Yeltsin menghadapi tank Soviet di Moskow pada 1991, tank-tank yang menjadi simbol kudeta dari kelompok komunis konservatif atas kepemimpinan Mikhail Gorbachev, Sobchak juga melakukan prestasi heroik yang sama di St Petersburg dengan mendepak kelompok komunis konservatif di Kota St. Petersburg.
Jadi Sobchak adalah "Yeltsin of St. Petersburg." Bahkan dari sisi ekonomi, beberapa penulis menyebut Sobchak sebagai "Milton Friedman of Russia," karena isu reformasi dan liberalisasi ekonomi yang digaungkannya untuk Kota St. Petersburg.
Putin tak ada masalah dengan ide pasar bebas Sobchak. Putin dengan penuh semangat mendukung program-program kerja bos barunya di St. Petersburg tersebut.
Memang, Putin adalah pekerja yang berdedikasi tinggi sekaligus cerdik. Karena tugasnya berkaitan dengan investasi, selain berhasil membangun jaringan dengan para investor, Putin juga mulai berhubungan dengan para oligar baru Rusia (termasuk Oligar pendukung Boris Yeltsin).
Sebuah kisah awal yang menjadi cerita besar di kemudian hari karena kepopuleran oligar Rusia di hari ini.
Boleh jadi suatu hari nanti pada masa yang akan datang hanya oligar-oligar Indonesia yang bisa menyaingi mereka.
Namun selain itu, lima tahun bekerja untuk wali kota Sobchak, Putin juga terbilang berhasil menyelenggarakan berbagai macam event berkelas internasional di St. Petersburg untuk menaikkan nama kota tersebut disamping menarik sebanyak-banyaknya investor asing.
Putin memperkenalkan Kota St. Petersburg ke beberapa negara Eropa sekaligus mendampingi setiap kunjungan luar negeri bos barunya.