Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utusan Vatikan di Hong Kong Peringatkan Soal Ancaman akan Kebebasan Beragama oleh China

Kompas.com - 05/07/2022, 21:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

HONG KONG, KOMPAS.com - Monsinyur Javier Herrera-Corona, utusan Vatikan di Hong Kong, menyampaikan pesan soal kebebasan beragama yang mereka nikmati selama beberapa dekade terancam berakhir.

Pernyataan gamblang itu disampaikan perwakilan tidak resmi Vatikan itu kepada 50 misi Katolik di kota Administratif Khusus China, sebelum menyelesaikan enam tahun jabatannya pada Maret.

Baca juga: Kardinal Hong Kong Ditangkap, Dituduh Langgar Hukum Keamanan Nasional China

Dilansir dari Reuters pada Selasa (5/6/20222), dalam empat pertemuan yang diadakan selama beberapa bulan mulai Oktober tahun lalu, Uskup asal Meksiko itu mengatakan kepada para misionaris Katolik di Hong Kong untuk mempersiapkan masa depan yang lebih keras, ketika China memperketat kontrolnya atas kota itu.

Imam berusia 54 tahun ini “mendesak rekan-rekannya untuk melindungi properti, dokumen, dan dana yang dimiliki oleh misi keagamaannya,” menurut empat orang yang akrab dengan sesi tertutup itu, yang meminta namanya tidak disebutkan karena sifat sensitif dari isu yang dibahas.

"Perubahan akan datang, dan Anda sebaiknya bersiap-siap," Herrera-Corona memperingatkan para misionaris, menurut salah satu orang kepada Reuters.

"Hong Kong bukanlah tempat berpijak Katolik yang hebat seperti dulu," kata narasumber itu meringkas pesan monsignor.

Pesan Herrera-Corona datang di tengah tindakan keras keamanan nasional oleh Beijing di Hong Kong, setelah protes anti-pemerintah pada 2019.

Pasca kejadian itu kebebasan sipil terkikis, puluhan aktivis pro-demokrasi ditangkan, dan ada ancaman yang dirasakan terhadap kemerdekaan peradilan kota.

Baca juga: Kardinal Hong Kong Dibebaskan dengan Jaminan, China Bela Keputusan Penahanan

Tetapi kekhawatiran pemimpin keagamaan itu melampaui tindakan keras hukum keamanan nasional Hong Kong yang sedang berlangsung, menurut orang-orang.

Herrera-Corona memperingatkan bahwa integrasi yang lebih dekat dengan China di tahun-tahun mendatang, dapat menyebabkan pembatasan gaya daratan pada kelompok-kelompok agama.

Orang-orang berjalan melewati sebuah gereja Katolik di Hong Kong pada 12 Mei 2022.AFP PHOTO/ISAAC LAWRENCE Orang-orang berjalan melewati sebuah gereja Katolik di Hong Kong pada 12 Mei 2022.

Di daratan, umat Katolik telah lama terpecah antara gereja bawah tanah, yang setia kepada Vatikan dan gereja resmi yang didukung negara.

Vatikan tidak memiliki perwakilan resmi di China, setelah hubungan diplomatik terputus pada 1951 di luar kehadiran dua utusan tidak resmi di Hong Kong, yang beroperasi dari sebuah vila bertembok di pinggiran kota Kowloon.

Pengganti Herrera-Corona sebagai kepala misi tidak resmi itu akan tiba pada bulan depan.

Undang-undang keamanan nasional secara menyeluruh diterapkan di Hong Kong pada 2020, dan melarang "kolusi dengan pasukan asing" setelah protes pro-demokrasi tahun sebelumnya.

Bahkan sebelum China memberlakukan UU itu, Herrera-Corona dan utusan lainnya di misi tidak resmi di Hong Kong sudah mulai memindahkan arsip kasus ke luar negeri secara diam-diam untuk mengamankannya, menurut dua orang yang akrab dengan transfer tersebut.

Baca juga: Xi Jinping Datang, Hong Kong Tegang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com