Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saingi China, G7 Gelontorkan Rencana Infrastruktur Global hingga Nyaris Rp 9 Kuadriliun

Kompas.com - 27/06/2022, 08:54 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

BERLIN, KOMPAS.com - Kelompok demokrasi kaya G7 mengumumkan upaya untuk bersaing dengan Belt and Road Initiative (BRI) China yang dominan, dengan mengumpulkan sekitar 600 miliar dollar AS (Rp 8,9 kuadriliun) untuk program infrastruktur global di negara-negara miskin.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan sekutu G7 dari Kanada, Jerman, Italia, Jepang, dan Uni Eropa mengumbar program Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global tersebut pada Minggu (26/6/2022) dalam rangkaian jelang KTT G7.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-123 Serangan Rusia ke Ukraina, Rusia Serang Perumahan Kyiv, Pemimpin G7 Mengolok-olok Putin

Dana itu dimaksudkan untuk mengisi celah besar yang tersisa, melawan China yang telah menggunakan kekuatan ekonominya untuk meregangkan “tentakel” diplomatik ke jangkauan terjauh dunia.

Biden mengatakan, AS menargetkan akan menyuntik 200 miliar dollar AS ke program itu, dengan sisa G7 lainnya 400 miliar dollar AS hingga 2027, sebagaimana dilansir AFP.

Uang itu akan dipakai untuk mendanai jenis proyek yang saat ini didominasi China--mulai dari jalan hingga pelabuhan di sudut-sudut dunia yang jauh.

Namun, menurut Biden, itu bukanlah "bantuan atau amal".

Biden mengatakan, proyek semacam itu "memberikan keuntungan bagi semua orang, termasuk rakyat Amerika dan rakyat semua negara kita," ujarnya menanggapi pemikiran geostrategis di balik rencana tersebut.

"Kesempatan bagi kami untuk berbagi visi positif kami untuk masa depan… dan bagi negara-negara lain untuk …melihat sendiri manfaat nyata dari bermitra dengan demokrasi," kata Presiden ke-46 AS itu.

Baca juga: Beban Biaya Perang Rusia-Ukraina Meningkat, G7 dalam Dilema Satukan Dukungan

Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen menggemakan hal ini dengan mengatakan adalah kewajiban pihaknya untuk memberikan dorongan investasi yang positif dan kuat kepada dunia, untuk menunjukkan kepada mitra kita di negara berkembang bahwa mereka punya pilihan.

Meskipun China tidak disebutkan selama pengumuman itu, persaingan tampak terasa jelas terasa dalam presentasi para pemimpin G7 saat itu.

Inisiatif ini sejatinya merupakan peluncuran kembali dari upaya pertama pendana infrastruktur Barat yang ditetapkan Biden selama KTT G7 tahun lalu di Inggris.

Tidak seperti inisiatif BRI yang dikelola negara China, rencana Infrastruktur Global G7 yang diusulkan akan sangat bergantung pada kesediaan perusahaan swasta untuk berkomitmen pada investasi besar-besaran dan oleh karena itu tidak dijamin.

Menurut pejabat AS, bagaimanapun, itu adalah hal yang baik.

Dalam skenario kapitalis versus komunis ini, pejabat AS mengatakan, negara penerima akan dapat menghindari jebakan utang dan taktik kuat lainnya yang diduga digunakan oleh China.

Baca juga: G7 Sepakat Tinggalkan Energi Batu Bara pada 2035

Belum terlambat

Antara sekarang dan 2027, Pemerintah AS dan sekutunya akan mencapai angka 600 miliar dollar AS "melalui hibah, pembiayaan federal, dan memanfaatkan investasi sektor swasta," kata Gedung Putih.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com