Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Lanka Bangkrut, Presiden Tunjuk Raja Kasino jadi Menteri Investasi

Kompas.com - 25/06/2022, 12:31 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

COLOMBO, KOMPAS.com - Di tengah situasi krisis Sri Lanka bangkrut, raja kasino bernama Dhammika Perera ditunjuk sebagai menteri investasi untuk menyelamatkan negara itu.

Penunjukan Dhammika Perera (54) sebagai Menteri Investasi Sri Lanka dilakukan Presiden Gotabaya Rajapaksa pada Jumat (24/6/2022).

Dhammika Perera adalah operator kasino terbesar di Sri Lanka dan dikenal sebagai Raja Kasino. Sebagai menteri, ia bertugas menarik modal asing untuk membantu krisis Sri Lanka yang bangkrut.

Baca juga: Di Balik Runtuhnya Ekonomi Lebanon dan Sri Lanka, Salah Siapa?

Perera menggantikan saudara bungsu Rajapaksa, Basil, yang mengundurkan diri dari parlemen dua minggu lalu. Klan Rajapaksa yang berkuasa di Sri Lanka diterpa tekanan kuat untuk mundur karena salah urus ekonomi.

Namun, presiden menolak mundur dan menunjuk legislator oposisi Ranil Wickremesinghe sebagai perdana menteri baru pada bulan lalu untuk menyelamatkan ekonomi Sri Lanka.

Kantor kepresidenan Sri Lanka mengatakan, Kementerian Investasi pimpinan Perera akan bertanggung jawab atas proyek reklamasi tanah Kota Pelabuhan atau Port City senilai 1,4 miliar dollar AS (Rp 20,76 triliun) yang diubah menjadi daerah kawasan bebas pajak di Colombo.

Port City Colombo merupakan proyek reklamasi yang menelan biaya hinga 15 miliar dollar AS Port City Colombo merupakan proyek reklamasi yang menelan biaya hinga 15 miliar dollar AS
Amerika Serikat khawatir Port City bisa menjadi surga bagi para pencuci uang dan pelaku jahat lainnya.

Negara-negara Barat serta India sebagai kekuatan regional di Asia Selatan sejak lama sudah menyatakan keprihatinan atas pengaruh China yang tumbuh di Sri Lanka.

Dhammika Perera akan berada di kabinet Perdana Menteri Wickremesinghe, yang pada 2015 menggambarkan Raja Kasino itu sebagai salah satu dari empat pengusaha korup teratas di Sri Lanka.

Baca juga:

Perera secara terbuka menyatakan kekaguman dan kesetiaannya kepada Mahinda Rajapaksa, yang mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada 9 Mei setelah krisis Sri Lanka bangkrut berujung kerusuhan nasional akibat kekurangan bahan pokok termasuk bahan bakar.

Dampak krisis Sri Lanka, antrean warga mengular untuk membeli minyak tanah di luar SPBU ibu kota Colombo, Minggu (5/6/2022).AP PHOTO/ERANGA JAYAWARDENA Dampak krisis Sri Lanka, antrean warga mengular untuk membeli minyak tanah di luar SPBU ibu kota Colombo, Minggu (5/6/2022).
Sri Lanka menghadapi krisis ekonomi terburuknya, 22 juta orang mengalami kekurangan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan selama berbulan-bulan karena pemerintah kehabisan dollar untuk membiayai impor paling penting sekalipun.

Perera di situs webnya mengeklaim, ia berencana meningkatkan pendapatan per kapita PDB Sri Lanka lebih dari tiga kali lipat dari saat ini 3.682 dollar AS (Rp 54,6 juta) menjadi 12.000 dollar AS (Rp 177,96 juta).

Dia mengatakan, akan mengumpulkan 5 miliar dollar AS (Rp 74,15 triliun) dalam bentuk deposito mata uang asing dengan menjual visa penduduk berdurasi 10 tahun kepada sekitar 50.000 orang asing yang bersedia menyetorkan 100.000 dollar AS (Rp 1,48 miliar) ke rekening bank lokal. Skema tersebut sudah ada sejak April 2022.

Krisis Sri Lanka bangkrut terjadi setelah gagal bayar utang luar negeri 51 miliar dollar AS (Rp 757,5 triliun) pada April. Negara itu kini sedang dalam pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk bailout (bantuan keuangan guna menyelamatkan dari kebangkrutan) yang bisa memakan waktu berbulan-bulan.

Baca juga: Ada Apa dengan Sri Lanka: Kenapa Bangkrut dan Penyebab Gagal Bayar Utang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com