BRUSSELS, KOMPAS.com – Ketika Rusia mengancam akan membatasi pasokan gasnya ke Eropa, sejumlah negara berusaha keras memastikan kebutuhan energi mereka terpenuhi pada musim dingin ini.
Salah satu "tombol darurat" yang sedang dipertimbangan negara-negara Eropa adalah menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara yang kotor.
Badan Energi Internasional (IEA) telah memperingatkan bahwa Eropa harus siap bila Rusia memutuskan untuk mematikan semua ekspor gas ke “Benua Biru” pada musim dingin ini.
Baca juga: Uni Eropa Siapkan Rencana Hidup Tanpa Gas Rusia
Meski IEA mengakui bahwa ini bukan skenario yang paling mungkin, hal itu bisa terjadi karena Rusia berusaha untuk mendapatkan pengaruh politiknya.
Kepala IEA Fatih Birol mengatakan kepada Financial Times bahwa langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Eropa belum cukup jauh dalam memastikan kesiapan pasokan energi bila Rusia benar-benar memutus pasokan gasnya.
Uni Eropa (UE), kata Birol, membutuhkan rencana darurat, sebagaimana dilansir Euronews, Jumat (24/6/2022).
Dan ketika UE telah bekerja untuk mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil Rusia, beberapa negara anggota melirik batu bara untuk menjembatani kesenjangan energi.
Baca juga: Tanpa Gas Rusia, Jerman Hanya Bisa Bertahan 2,5 Bulan
Pekan lalu, Rusia memangkas kapasitas gas dari pipa Nord Stream 1 sebesar 60 persen dengan alasan masalah teknis.
Pada Minggu (20/6/2022), Jerman dan Austria mengumumkan keputusan darurat yakni menyalakan PLTU batu bara.
Selang sehari, tepatnya pada Senin (21/6/2022), Belanda mengikuti langkah tersebut dengan mencabut semua pembatasan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar fosil.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.