Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sri Lanka Berbondong-bondong Bikin Paspor, Ingin Keluar dari Negaranya

Kompas.com - 16/06/2022, 22:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

KOLOMBO, KOMPAS.com – Pekan lalu, RMR Lenora terjebak antrean panjang di luar kantor Departemen Imigrasi dan Emigrasi Sri Lanka selama dua hari lamanya.

Perempuan yang bekerja di pabrik garmen tersebut rela mengantre sangat lama demi mendapatkan paspor kemudian berkesempatan meninggalkan negaranya yang dilanda krisis ekonomi parah.

Dia memutuskan untuk melamar pekerjaan sebagai asisten rumah tangga (ART) di Kuwait setelah suaminya dipecat dari sebuah restoran kecil tempat dia bekerja sebagai juru masak.

Baca juga: Sri Lanka Izinkan PNS Kerja Empat Hari Seminggu, Sisa Waktunya Diminta untuk Bertani

“Suami saya kehilangan pekerjaan karena tidak ada gas untuk memasak dan biaya makanan meroket. Sangat sulit untuk mencari pekerjaan dan gajinya sangat rendah,” kata Lenora.

Dia menambahkan, penghasilannya saat ini adalah 2.500 rupee Sri Lanka (sekitar Rp 100.000) sehari, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (16/6/2022).

“Dengan dua anak itu tidak mungkin,” tutur Lenora.

Pekan lalu, berbekal baju ganti dan payung untuk menahan terik matahari, Lenora naik kereta api dari Kota Nuwara Eliya dan melakukan perjalanan sejauh 170 kilometer ke Kolombo untuk membuat paspor di Departemen Imigrasi dan Emigrasi.

Setibanya di sana, dia ikut antrean panjang yang mengular bersama buruh, pemilik toko, petani, pegawai negeri, dan ibu rumah tangga.

Baca juga: Sri Lanka Bangkrut, Sebagian Warganya Lari ke Luar Negeri, termasuk Pegawai Negeri

Beberapa dari orang-orang yang mengantre itu sudah berkemah semalam. Mereka ingin melarikan diri dari krisis keuangan terburuk yang melanda Sri Lanka dalam tujuh dekade.

Dalam lima bulan pertama tahun ini, Sri Lanka telah mengeluarkan 288.645 paspor. Padahal pada periode yang sama pada tahun lalu, Sri Lanka hanya menerbitkan 91.331 paspor.

Sri Lanka saat ini kekurangan makanan, gas untuk memasak, bahan bakar, dan obat-obatan, akibat salah urus ekonomi dan pandemi Covid-19 menyedot habis cadangan devisanya.

Depresiasi mata uang, inflasi lebih dari 33 persen, serta kekhawatiran ketidakpastian politik dan ekonomi yang berkepanjangan mendorong banyak orang untuk bermigrasi.

Pemerintah Sri Lanka di sisi lain juga ingin mendukung lebih banyak orang yang mau bekerja di luar negeri untuk meningkatkan devisa.

Baca juga: Krisis Sri Lanka Makin Buruk, Ribuan Anak Berisiko Meninggal

Marah-marah

Di dalam Departemen Imigrasi dan Emigrasi, seorang pejabat senior mengatakan bahsa 160 anggota stafnya kewalahan memenuhi permintaan paspor.

Departemen tersebut memperketat keamanan, memperluas jam kerja, dan melipatgandakan jumlah paspor yang dikeluarkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Asal Usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal Usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com