COLOMBO, KOMPAS.com – Kondisi Sri Lanka bangkrut mendorong sebagian warganya memilih lari ke luar negeri.
Misalnya saja, dalam beberapa pekan terakhir, lebih dari 300 warga Sri Lanka kedapatan berusaha masuk ke Australia di saat krisis ekonomi di negara tersebut semakin memburuk.
Warga Sri Lanka itu mendapat informasi bahwa mereka akan diizinkan masuk oleh pemerintahan baru Australia di bawah Partai Buruh.
Baca juga: Krisis Sri Lanka Makin Buruk, Ribuan Anak Berisiko Meninggal
Mereka berada di dalam setidaknya delapan perahu, dua di antaranya adalah yang disebut pada pesan SMS yang dikirim oleh Partai Liberal di hari pemilu 18 Mei lalu yang menyebutkan bahwa kapal itu sudah dihalau kembali ke perairan internasional.
Kebanyakan perahu tersebut berhasil dipergoki oleh Angkatan Laut Sri Lanka, namun dua perahu berhasil masuk ke perairan Australia.
Sri Lanka sedang menghadapi krisis ekonomi yang parah, dan warganya mulai kekurangan bahan kebutuhan pokok dan obat-obatan, sehingga diperkirakan usaha untuk keluar dari negara tersebut akan semakin banyak dilakukan.
Rekaman yang diperoleh ABC menunjukkan perahu nelayan penuh pencari suaka berada di lautan yang ganas ketika mereka ditemukan oleh Angkatan Laut Sri Lanka.
ABC berbicara dengan beberapa orang yang berada di perahu tersebut yang mengatakan bahwa mereka mendapat informasi akan diizinkan masuk ke Australia oleh pemerintahan baru Australia dari Partai Buruh.
Baca juga: Presiden Sri Lanka Menolak Mundur dan jadi Presiden Gagal, Bertekad Selesaikan Masa Jabatan
Meski kebijakan Partai Buruh sama dengan kebijakan Partai Koalisi sebelumnya, yaitu tidak seorang pun yang tiba di Australia lewat laut akan diizinkan tinggal di sini, namun para penyeludup manusia menggunakan adanya pemerintahan baru untuk menjual janji-janji muluk.
Dalam pernyataan kepada ABC, Pasukan Penjaga Perbatasan Australia (ABF) mengatakan kebijakan Australia tetap tidak berubah.
"Mereka yang masuk secara ilegal ke Australia menggunakan jalur laut tidak akan diizinkan tinggal permanen di sini," katanya.
"Penyeludup manusia adalah tindakan kriminal dan menggunakan segala cara untuk mendapatkan keuntungan atas penderitaan orang lain. Dalam kasus penyeludup manusia, nyawa manusia adalah taruhannya."
Pelayaran langsung dari Batticaloa di pantai timur Sri Lanka ke Christmas Island memerlukan waktu sekitar 21 hari.
Ini adalah rute populer yang digunakan oleh pencari suaka setelah perang sipil berakhir di tahun 2009.
Baca juga: Cerita Pengemudi Ojol Sri Lanka, Antre 12 Jam Bahkan Lebih Demi Dapat BBM