Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: G20 Sepakat Dukung Inisiatif Global Himpun Dana Kesiapsiagaan Pandemi Berikutnya

Kompas.com - 14/06/2022, 21:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Negara-negara G20 akan membentuk dana perantara keuangan baru, yang mendukung inisiatif internasional untuk mempersiapkan dunia menghadapi pandemi berikutnya.

Menteri Keuangan (Menkeu) Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa dana tersebut akan menjadi bagian dari rencana program kesiapsiagaan dan respons pencegahan pandemi baru yang disusun G20.

Baca juga: Zelensky Tak Bisa Hadiri Langsung KTT G20 di Indonesia: Saya Masih Harus Dampingi Rakyat Ukraina

"Kami sekarang sudah sepakat untuk membentuk dana perantara keuangan, agar dunia (lebih siap) ketika pandemi lain (menerjang)," kata pada Selasa (14/6/2022) sebagaimana dilansir The Straits Times.

Reuters melaporkan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia dan Bank Dunia telah memperkirakan bahwa kesenjangan tahunan dalam pendanaan kesiapsiagaan pandemi adalah 10,5 miliar dollar AS (Rp 154,6 triliun),

Adapu dana kesiapsiagaan apa pun yang perlu dibiayai selama lima tahun, mencatat kebutuhan akan permintaan sebesar 50 miliar dollar AS (Rp 736 triliun).

Sri Mulyani berbicara kepada lebih dari 300 pejabat penting, akademisi dan pemimpin bisnis di Forum Bisnis Indonesia-Singapura, yang diadakan di hotel Hilton Singapore Orchard.

Forum yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Indonesia di Singapura dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia, dihadiri oleh peserta yang berpartisipasi dalam diskusi tentang topik-topik seperti perawatan kesehatan, transformasi digital, dan keberlanjutan.

Baca juga: Menlu China Telepon Menlu RI, Koordinasikan Keberhasilan KTT G20

Dalam keynote speech-nya, Sri Mulyani mencatat bahwa penelitian telah menunjukkan bahwa Covid-19 tidak akan menjadi tantangan kesehatan terakhir yang akan dihadapi dunia, dan negara-negara harus mampu menghadapi tantangan ini bersama-sama.

“Kami memahami dari semua studi bahwa pandemi ini tidak akan menjadi yang terakhir, sehingga kemampuan dunia untuk merespons secara efektif dan cepat akan menjadi sangat penting bagi dunia agar tidak menderita situasi seperti dua tahun terakhir.”

Penguatan arsitektur layanan kesehatan global adalah salah satu dari tiga pilar utama agenda G20 tahun ini, di mana Indonesia saat ini menjabat sebagai presiden bergilir.

Dua pilar utama lainnya adalah transformasi digital dan transisi energi.

G20 terdiri dari Uni Eropa dan 19 negara dengan ekonomi industri dan negara berkembang terbesar. Ini akan mengadakan pertemuan puncaknya di pulau Bali Indonesia pada November.

Baca juga: PM Australia Komentari Isu Putin Hadiri G20: Tak Perlu Buru-buru

Menkeu juga mengatakan pada kesempatan yang sama bahwa negara Indonesia telah bekerja untuk tidak hanya memulihkan pertumbuhan setelah terkena virus corona, tetapi juga untuk pulih lebih kuat dan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.

"Kami tidak hanya memulihkan pertumbuhan, kami ingin membangun kualitas (pertumbuhan) yang lebih baik, terutama (dalam) sumber daya manusia dan sumber daya manusia. Itu sebabnya Indonesia menempatkan sumber daya ... di pendidikan, tetapi juga penting, (dalam) kesehatan."

Komentarnya muncul setelah pejabat Indonesia memperingatkan pada Senin (13/6/2022) bahwa Indonesia siap untuk mengalami puncak kasus Covid-19 pada minggu kedua Juli, yang kemudian akan mereda karena rezim vaksinasi sedang berlangsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com