Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbauan Kemenkes Singapura tentang Cara Mencegah Cacar Monyet

Kompas.com - 29/05/2022, 18:01 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber CNA

SINGAPURA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan, seharusnya tak mengherankan jika Singapura akan mendeteksi kasus cacar monyet dalam beberapa minggu mendatang.

Sebab, kata dia, orang-orang di negara itu terus bepergian secara luas dan juga karena posisinya sebagai pusat komersial dan internasional.

Namun, dia meyakinkan bahwa Singapura telah menerapkan protokol dan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang diperlukan, yang dipicu oleh kasus impor pada 2019.

Baca juga: Mendagri Singapura Klaim UAS Telah Meradikalisasi Warga Singapura

Dalam sebuah posting Facebook pada Sabtu (28/5/2022), Ong mengatakan, cacar monyet sangat tidak mungkin menjadi pandemi seperti Covid-19.

"Ini (cacar monyet) ditularkan sebagian besar melalui kontak fisik yang dekat, dan tidak melalui udara seperti Cobid-19, yang menular lebih cepat dan luas," jelas dia, dilansir dari Channel NewsAsia (CNA).

"Cacar monyet telah menarik banyak perhatian, termasuk di Majelis Kesehatan Dunia yang baru-baru ini saya hadiri, karena penyakit ini bukan lagi penyakit langka yang terbatas di tempat-tempat tertentu di Afrika, tetapi ditularkan dari manusia ke manusia lain di banyak bagian dunia," tambah Ong.

Imbauan Kementerian Kesehatan Singapura

Menurut Ong, lebih dari 200 kasus cacar monyet telah terdeteksi di lebih dari 20 negara.

Dia menjelaskan, bahwa penyebab cacar monyet adalah virus yang kemungkinan besar telah berpindah dari hewan, seperti tikus, ke manusia, di wilayah tertentu di Afrika.

Baca juga: Bukan Hanya UAS, Singapura Pernah Larang Masuk 2 Penceramah Agama Terkemuka AS

Orang yang terinfeksi mungkin mengalami gejala awal, seperti demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Ong menjelaskan, lesi ruam cacar monyet yang khas berkembang di sekitar wajah atau mulut atau area genital sebelum menyebar ke seluruh tubuh. Ini mungkin tampak seperti ruam cacar air biasa dan oleh karena itu pemeriksaan oleh dokter penting dilakukan.

"Siapa pun dengan ruam baru yang tidak dapat dijelaskan, bahkan jika Anda belum bepergian baru-baru ini, harus segera menemui dokter untuk diperiksa, sehingga diagnosis dapat dibuat dan perawatan dini dimulai," jelas dia.

“Paling sering karena penyakit umum lainnya seperti cacar air, tetapi jika Anda menderita cacar monyet, maka Anda dapat menerima perawatan yang tepat dan mencegah penyebaran ke orang-orang di sekitar Anda,” tambah Ong.

Monkeypox dapat menyebabkan penyakit serius dan kematian pada sebagian kecil pasien.

Terkait upaya menghindari cacar monyet, Kementerian Kesehatan Singapura telah menyarankan masyarakat untuk menghindari kontak dekat dengan individu yang tidak sehat dengan demam atau ruam seperti cacar.

Baca juga: Johor Kekurangan Perawat, Pilih ke Singapura dengan Gaji Lebih Tinggi

Selain itu, mereka mengimbau masyarakat untuk menjaga standar kebersihan pribadi yang tinggi setiap saat, termasuk mencuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh wajah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com