SINGAPURA, KOMPAS.com - Singapura kembali angkat bicara mengenai pelarangan masuk Ustaz Abdul Somad (UAS).
Menteri Dalam Negeri Singapura K Shanmugam pada Senin (23/5/2022) siang menyampaikan, UAS sudah lama berada dalam radar pemantauan otoritas Singapura.
Penyebabnya adalah ustaz kelahiran Asahan, Sumatera Utara, berusia 45 tahun itu diklaim telah memengaruhi dan meradikalisasi sejumlah warga "Negeri Singa”.
Salah satu yang teradikalisasi adalah seorang remaja berusia 17 tahun.
Baca juga: UAS Ditolak Masuk Singapura, Ini Hikmahnya bagi Penceramah dan Pemerintah Indonesia
Untuk diketahui, Kementerian Dalam Negeri Singapura (MHA) sebelumnya mengungkapkan bahwa UAS atau Abdul Somad Batubara (ASB) ditolak masuk Singapura saat tiba di Terminal Feri Tanah Merah, Singapura, Senin (16/5/2022).
MHA menyebut UAS dianggap sebagai sosok yang kerap menyebarkan ajaran ekstremis sehingga tidak dapat diterima di Singapura.
"Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multiras dan multiagama Singapura," demikian pernyataan MHA dikutip dari situs resminya, Selasa (17/5/2022).
Remaja yang tidak disebutkan identitasnya itu disebutkan menghabiskan waktunya menonton ceramah agama UAS melalui kanal YouTube.
Dia kemudian disebut perlahan tapi pasti semakin meyakini bahwa bergabung dengan kelompok milisi dan meninggal sebagai pelaku bom bunuh diri akan mengantarkannya ke surga.
Bagi yang bersangkutan, aksi bom bunuh diri akan menjadikannya seorang martir.
Departemen Keamanan Dalam Negeri Singapura (ISA) menahan remaja itu pada Januari 2020.
Adapun di Singapura, ISA berwenang menahan seseorang yang dinilai membahayakan keamanan negara hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Baca juga: Singapura Sebut Alasan UAS Ditolak Masuk, Tuding Ajarkan Ekstremisme
Shanmugam kemudian mengomentari spesifik sejumlah ceramah UAS yang meradikalisasi warga Singapura.
Di antaranya mengatakan, bom bunuh diri adalah sesuatu yang benar dan merupakan aksi martir jika dilakukan untuk konflik Israel dan Palestina.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.