WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Joe Biden berusaha mereformasi kepolisian federal dan lokal dengan perintah eksekutif yang luas pada Rabu (25/5/2022).
Ini terjadi saat peringatan kedua kematian George Floyd, sambil mendorong Kongres yang tampaknya tak tergoyahkan untuk bertindak atas reformasi polisi dan senjata.
Dilansir Reuters, perintah tersebut mengarahkan semua agen federal merevisi kebijakan penggunaan kekuatan mereka.
Baca juga: Pengakuan Saksi Mata Kasus George Floyd: Saya Tahu Hal Buruk Akan Terjadi, Floyd Akan Mati
Perintah ini juga membuat daftar petugas nasional yang dipecat karena pelanggaran.
Hibah juga akan dipakai untuk mendorong polisi negara bagian dan lokal membatasi penggunaan chokehold dan pengekangan leher.
“Ini adalah ukuran dari apa yang dapat kita lakukan bersama untuk menyembuhkan jiwa bangsa ini, untuk mengatasi trauma ketakutan yang mendalam, kelelahan yang dialami terutama oleh orang kulit hitam Amerika selama beberapa generasi,” kata Biden.
Dia belum menandatanganinya sebelumnya, katanya, karena dia berharap Kongres akan meloloskan undang-undang reformasi kepolisian yang dinamai Floyd.
RUU itu batal di Senat AS September tahun lalu di bawah oposisi Republik.
Baca juga: Baru Berusia 4 Tahun, Keponakan George Floyd Tertembak saat Tidur di Ranjang Rumahnya
Biden berbicara sehari setelah penembakan massal di sebuah sekolah dasar di Texas.
Dia menyalahkan Kongres dalam pidato pembukaannya atas kegagalan mereka untuk menulis undang-undang senjata yang lebih kuat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.