Semuanya berawal ketika pasukan Rusia mencoba manuver rumit untuk mengepung kota kembar Lysychansk dan Severodonetsk.
Tapi serangan diam-diam itu mengharuskan batalion untuk menyeberangi Sungai Donetsk Siverskyi dengan ponton--jembatan terapung yang memungkinkan kendaraan lapis baja dan pasukan untuk menyeberang.
Pasukan Ukraina telah menunggu mereka.
Brigade tank Ukraina melihat tentara Rusia di dekat sungai dan menginstruksikan artileri dan awak pesawat terdekat untuk bersiap-siap.
Ketika pasukan Rusia membakar pepohonan dan hutan terdekat untuk mengaburkan apa yang mereka lakukan, pasukan Ukraina tahu mereka akan menyeberangi sungai dengan ponton.
Serangkaian serangan udara menghancurkan batalion Rusia ini.
Seorang petugas penjinak bom Ukraina bernama Maxim mengaku telah mengoordinasikan serangan itu.
"Dalam 20 menit setelah unit pengintaian mengonfirmasi bahwa jembatan Rusia dipasang, artileri berat terlibat melawan pasukan Rusia, dan kemudian serangan udara ikut serta,” katanya.
"Saya masih di daerah itu, dan saya belum pernah melihat pertempuran yang begitu berat sebelumnya," ujarnya.
Lebih dari 70 tank dan kendaraan lapis baja diyakini telah dihancurkan dan hingga 1.000 tentara Rusia tewas.
Baca juga: Ukraina Terkini: Barisan Kendaraan Lapis Baja Rusia Hancur Saat Seberangi Sungai Donbass
Sejumlah pengamat militer percaya bahwa Rusia akan lebih berhasil di Donbass karena mereka cenderung lebih nyaman bertempur di dataran datar di mana mereka dapat mengepung musuh.
Meski Rusia telah membuat sejumlah kemajuan, Departemen Pertahanan AS mengatakan serangan di wilayah timur tidak berjalan seperti yang diharapkan oleh Presiden Putin.
"Kami masih menilai kekuatan darat Rusia di Donbass lambat dan tidak merata," kata seorang pejabat senior kepada wartawan pada 10 Mei.
Sebuah lembaga bernama Institute for the Study of War menyebut telah terjadi "penurunan energi yang mencolok" dalam kemajuan pasukan Rusia.
"Laporan demoralisasi dan penolakan untuk berperang di antara unit pasukan Rusia terus berlanjut dan meluas menunjukkan bahwa kekuatan tempur efektif pasukan Rusia di timur terus menurun lebih jauh," demikian analisa lembaga tersebut.
Baca juga: Kenapa Rusia Tarik Pasukan dari Kyiv dan Beralih ke Donbass, Ini Sebabnya
Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News untuk ABC Indonesia.