Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thomas Cup: Bagaimana Tim Badminton India yang Tidak Diunggulkan Bisa Menjadi Juara?

Kompas.com - 17/05/2022, 22:29 WIB
BBC INDONESIA,
Bernadette Aderi Puspaningrum

Tim Redaksi

BANGKOK, KOMPAS.com - Tim bulutangkis India mengukir sejarah menjadi juara Piala Thomas (Thomas Cup) untuk kali pertama pada Minggu (15/05), setelah secara mengejutkan menumbangkan tim bulu tangkis Indonesia dengan skor telak 3-0 dalam partai final di Bangkok, Thailand.

Dilansir dari BBC Indonesia, jurnalis olahraga Susan Ninan menulis tentang arti penting gelar ini bagi tim India. Negara Asia Selatan ini sebelumnya bahkan belum pernah mencapai final dalam 73 tahun sejarah turnamen tersebut.

Tapi pada Minggu (15/5/2022), tim badminton putra India yang kurang diunggulkan untuk pertama kalinya berlaga di final melawan Indonesia - negara paling sering menjuarai Piala Thomas.

Tim putra India tak punya banyak tradisi mengesankan sepanjang sejarah turnamen badminton Piala Thomas, lambang supremasi kekuatan beregu putra.

Tetapi di Piala Thomas 2022 ini mereka tampaknya memiliki elemen-elemen untuk menjadi juara, capaian yang termasuk langka dan tidak terduga.

Baca juga: Reaksi Media India Jelang Laga Final Thomas Cup 2022, Singgung Ganda Indonesia Sangat Tangguh, Peluang Menang 50:50

Di partai tunggal pertama, Lakshya Sen bangkit dari ketertinggalan di set awal melawan peringkat lima dunia Anthony Sinisuka Ginting untuk membawa India memimpin 1-0.

Selanjutnya, duet Satwik Sairaj Rankireddy/Chirag Shetty bangkit dari ketinggalan empat match point di set kedua melawan juara dunia tiga kali Mohammad Ahsan, yang kali ini berpasangan dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Kevin adalah pemain nomor satu dunia, namun pasangannya, Marcus Fernaldi Gideon harus absen untuk menjalani operasi beberapa pekan lalu.

Kemenangan Rankireddy/Shetty menambah keunggulan India atas Indonesia menjadi 2-0.

Partai penentuan diserahkan kepada tunggal kedua India yang juga mantan pemain nomor satu dunia, Kidambi Srikanth. Dia tidak pernah kalah sepanjang minggu.

Srikanth mengerahkan kemampuan terbaiknya di final ini - dengan refleks pertahanannya yang luar biasa, lalu menyerang dengan smash-nya yang khas, termasuk smash silangnya yang mengundang decak kagum.

Mantan pebulutangkis nomor satu dunia Kidambi Srikanth saat berlaga di partai final Piala Thomas.

GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Mantan pebulutangkis nomor satu dunia Kidambi Srikanth saat berlaga di partai final Piala Thomas.

Baca juga: Derita Warga India “Disengat” Gelombang Panas hingga 49 Derajat Celsius

Jauh dari status unggulan

Piala Thomas dinamai dari George Alan Thomas, seorang pemain Inggris di era 1900-an. Dia lah yang mengusulkan ide turnamen kejuaraan bulu tangkis itu, mirip dengan Piala Dunia dalam sepak bola dan Piala Davis dalam tenis.

Sejak turnamen dimulai pada 1948, India baru 13 kali lolos ke kejuaraan tersebut.

Selama ini, gelar juara Piala Thomas hanya berpindah tangan di antara lima negara, yakni China, Malaysia, Indonesia, Jepang, dan Denmark.

Namun dengan kemenangannya yang terbaru, India menjadi negara keenam yang berhasil menembus ke jajaran elite kejuaraan tersebut.

India tampil dalam turnamen yang diikuti 16 negara ini dengan para pebulu tangkis terbaiknya.

Mereka bahkan berani memberi judul di grup WhatsApp internal mereka: "We'll Bring It Home" (Kita Akan Membawanya Pulang).

Para pemain India mungkin satu-satunya tim yang muncul di turnamen itu dengan kaus polos Yonex, karena mereka tidak memiliki sponsor resmi. Mungkin kemenangan ini akan menginspirasi adanya perubahan dan memicu minat sponsor.

Ganda putra Satwik Sairaj Rankireddy-Chirag Shetty berhasil membalikkan keadaan setelah empat kali tertinggal match point.

GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Ganda putra Satwik Sairaj Rankireddy-Chirag Shetty berhasil membalikkan keadaan setelah empat kali tertinggal match point.

Baca juga: India Larang Ekpor Gandum karena Gelombang Panas Rusak Panen

Tim ini tidak termasuk unggulan, seperti halnya Leicester City di Liga Utama sepakbola Inggris 2015. Tapi mereka juga bukan tim yang mudah dihadapi.

Situasi itulah yang membuat tim India menjadi tampil lepas tanpa beban.

Sebelum ke final, India melawan negara-negara dengan tradisi juara - Malaysia dan Denmark - dan mampu mengalahkan mereka.

Membangun kepercayaan

Di India yang terkenal gila kriket, bulu tangkis masih banyak berbasis di wilayah-wilayah selatan, terutama di Hyderabad dan Bangalore.

Olahraga yang memberi negara itu dua medali Olimpiade dan dua juara All England tersebut sebelumnya lebih dipandang bertumpu pada keahlian individu.

Namun dengan menjadi juara di turnamen bergengsi seperti Piala Thomas, tim badminton putra India yang diperkuat 10 pemain itu seolah membuktikan bahwa keberhasilan mereka tak lepas dari tekad dan strategi kolektif.

Dua pemain India paling senior, HS Prannoy dan Kidambi Srikanth, bekerja bahu-membahu untuk membangun tim mereka melalui komunikasi dan keyakinan yang kuat.

"Saya sebelumnya tidak pernah menjadi bagian dari tim seperti ini dalam karier saya," kata Prannoy kepada BBC.

Lakshya Sen berhasil menang atas pemain papan atas dunia, Anthony Sinisuka Ginting.

GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Lakshya Sen berhasil menang atas pemain papan atas dunia, Anthony Sinisuka Ginting.

Baca juga: Orangtua di India Gugat Anaknya Rp 10 Miliar karena Tak Kunjung Dapat Cucu

"Pekan demi pekan, ketika Anda bermain untuk diri sendiri, terkadang sulit untuk tiba-tiba berpikir sebagai sebuah kelompok atau melepaskan ambisi pribadi.”

"Srikanth dan saya memutuskan sejak awal untuk mengadakan pertemuan tim, dengan para pemain lain, di mana semuanya dapat berbicara," jelasnya.

Menurutnya, ada beberapa pemain yang pendiam dan dalam sebuah tim yang terdiri dari beberapa pemain, ego dapat dengan cepat meletup. Tapi itu terjadi di masa lalu.

"Di sini tidak ada poin peringkat untuk dimenangkan, tidak ada hadiah uang, hanya rasa lapar untuk merebut gelar. Itu yang diinginkan semua orang, dan semangat itu yang mendorong kami," kata Prannoy.

Pada Minggu (15/5/2022), semua anggota tim melompati papan iklan dan bergegas ke tengah lapangan untuk merayakan kemenangan setelah India dipastikan meraih piala.

Sedangkan manajer tim, Vimal Kumar, mengikuti di belakang dengan hati-hati, terbawa arus emosi.

Sebagai mantan pelatih nasional, Kumar diam-diam bekerja di belakang layar untuk melambungkan generasi pemain-pemain baru.

Baca juga: Pria India Yoga Gaya Kalajengking Selama 29 Menit, Terlama di Dunia

Dia berasal dari era bulu tangkis India di mana andalan di nomor tunggal juga harus muncul untuk pertandingan ganda, karena masih tidak cukup pemain spesialis.

Gelar Piala Thomas sebelumnya masih dipandang sebagai mimpi yang terlalu jauh.

"Saya memegang trofi itu di tangan saya hanya untuk mengatakan pada diri sendiri bahwa ini benar-benar terjadi."

"Jika Anda bertanya kepada saya, saya akan menempatkan kemenangan ini di atas setiap gelar Olimpiade dan All England yang telah kami menangkan. Ini karena kami memenangkannya sebagai tim melalui upaya kolektif dan keyakinan," katanya.

Selama dekade terakhir, para pebulu tangkis perempuan - yaitu Saina Nehwal dan PV Sindhu - telah berada di jajaran depan bulu tangkis India.

Sedangkan pebulutangkis putra, meskipun kaya akan bakat, sebagian besar masih berada di bawah radar.

Namun akhir-akhir ini ada tanda-tanda kebangkitan, saat mereka tampil di podium Kejuaraan Dunia dan All England, dan sekarang juara Piala Thomas 2022.

Di final Minggu (15/5/2022), para pemain putri yang dipimpin oleh Sindhu tampil di tribun memberi dukungan.

Tim bulutangkis putra India langsung berlari ke tengah lapangan untuk merayakan kemenangan.

GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Tim bulutangkis putra India langsung berlari ke tengah lapangan untuk merayakan kemenangan.

Baca juga: Saat Burung-burung di India Alami Dehidrasi dan Berjatuhan dari Pohon karena Gelombang Panas…

Tim putri telah kalah di perempat final Piala Uber - dan sebagian besar dari mereka tadinya sudah siap-siap untuk segera pulang dari Bangkok.

Tetapi tiket pesawat mereka telah dijadwal ulang oleh Asosiasi Bulu Tangkis India, sehingga mereka dapat mendukung tim putra sekaligus menandingi kebisingan dari nyanyian berirama dan tepukan balon dari para pendukung tim Indonesia.

"Kami menginginkan dukungan mereka (tim perempuan), kami ingin mereka tetap tinggal dan mereka melakukannya," kata Prannoy.

"Ini adalah momen besar bagi bulu tangkis India dan bukan hanya tentang satu atau dua pemain. Sebagai sebuah bangsa, kami telah menandai diri kami sebagai yang terbaik di dunia.”

"Kami belum pernah melakukan pencapaian seperti ini sebelumnya dalam bulu tangkis. Ada keindahan karena medali emas ini dan semua yang dilambangkannya adalah milik kita semua," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com