Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

50 Tahun Kembalinya Okinawa dari Cengkeraman AS dan Serpihan Luka Lama

Kompas.com - 17/05/2022, 10:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Okinawa pada hari Minggu menandai peringatan 50 tahun kembalinya Okinawa ke Jepang pada 15 Mei 1972.

Ini mengakhiri 27 tahun kekuasaan AS setelah salah satu pertempuran paling berdarah dalam Perang Dunia II terjadi di pulau Jepang selatan itu.

Hari itu ditandai dengan lebih banyak kepahitan daripada kegembiraan. Okinawa pun masih dibebani dengan kehadiran militer AS dan saat ini  pasukan Jepang juga semakin dikerahkan di tengah meningkatnya ketegangan dengan China.

Baca juga: 5 Tempat dengan Penduduk Paling Panjang Umur di Dunia, Ada Okinawa

Dilansir Associated Press, rasa frustrasi ini masih ada di Okinawa, 50 tahun setelah kembali ke Jepang.

Pasukan AS, dalam upaya mereka menuju daratan Jepang, mendarat di pulau utama Okinawa pada tanggal 1 April 1945.

Pertempuran berlangsung hingga akhir Juni, menewaskan sekitar 200.000 orang, hampir setengahnya adalah penduduk Okinawa, termasuk pelajar dan korban bunuh diri massal yang diperintahkan militer Jepang.

Okinawa dikorbankan tentara kekaisaran Jepang untuk mempertahankan daratan, kata para sejarawan.

Kelompok pulau itu tetap berada di bawah pendudukan AS selama 20 tahun lebih lama dari sebagian besar wilayah Jepang, tepatnya sampai 1972.

Baca juga: Kebiasaan Orang Okinawa yang Bikin Panjang Umur, Bisa Ditiru

Militer AS mengakui kepentingan strategis Okinawa untuk keamanan Pasifik dan berencana mempertahankan kehadiran pasukannya untuk mencegah Rusia dan komunisme di wilayah tersebut.

Keputusan tahun 1946 oleh Panglima Tertinggi Kekuatan Sekutu, Jenderal Douglas MacArthur, memisahkan Okinawa dan beberapa pulau terpencil barat daya lainnya dari seluruh Jepang, membuka jalan bagi kekuasaan AS setelah 28 April 1952.

Perjanjian San Francisco yang mulai berlaku, mengakhiri tujuh tahun pendudukan AS di seluruh Jepang.

Menurut Arsip Prefektur Okinawa, penasihat kekaisaran Hidenari Terasaki mengatakan kepada MacArthur tentang "pendapat" Kaisar Hirohito bahwa pendudukan militer AS di Okinawa harus bisa mengatasi kekhawatiran tentang Rusia.

Namun, pembangunan ekonomi, pendidikan dan sosial di Okinawa tertinggal di belakang karena Jepang menikmati gelombang ekonomi pasca-perang yang dibantu pengeluaran pertahanan yang lebih rendah karena kehadiran militer AS di Okinawa.

Baca juga: Pertempuran Okinawa, Serangan Terganas di Akhir Perang Dunia II

Selama pemerintahan AS, Okinawa menggunakan dollar dan mengikuti undang-undang lalu lintas Amerika, dan setiap perjalanan antara Okinawa dan daratan Jepang memerlukan paspor.

Perekonomian bergantung pada basis yang menghambat pertumbuhan industri lokal. Pemerintah Okinawa setempat juga memiliki sedikit kekuatan pengambilan keputusan, dan pihak berwenang tidak memiliki akses ke penyelidikan kriminal personel militer AS.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com