KYIV, KOMPAS.com – Kepala Intelijen Militer Ukraina Mayor Jenderal Kyrylo Budanov mengatakan, perang melawan Rusia berjalan mulus dan dia yakin perang akan berakhir pada akhir tahun ini.
Dilansir Sky News, prediksi tersebut merupakan yang paling optimistis dari seorang pejabat senior Ukraina sejauh ini.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Sky News, Budanov menuturkan bahwa kudeta untuk menggulingkan Presiden Rusia Vladimir Putin sudah berlangsung.
Dia menambahkan, pemimpin Rusia itu sakit parah karena kanker.
Budanov sebelumnya dengan tepat memprediksi kapan invasi Rusia akan dimulai ketika orang lain di pemerintahan Ukraina skeptis akan invasi Rusia.
Kini, dia mengaku yakin dapat memprediksi akhir peperangan.
“Titik puncaknya akan terjadi pada paruh kedua Agustus. Sebagian besar aksi tempur aktif akan selesai pada akhir tahun ini,” ujar Budanov.
Baca juga: Uni Eropa Beri Bantuan Lanjutan Rp 7,6 Triliun untuk Ukraina
“Kami akan memperbarui kekuatan Ukraina di semua wilayah kami yang telah hilang termasuk Donbass dan Crimea,” sambung Budanov.
Taktik Rusia, sambungnya, tidak berubah meski bergeser ke timur dan Moskwa menderita kerugian besar.
Budanov menambahkan, Rusia hanyalah sekelompok orang dengan senjata. Dia juga tidak terkejut dengan kemunduran Rusia dalam palagan pertempuran.
“Kami tahu segalanya tentang musuh kami. Kami tahu tentang rencana mereka hampir saat mereka dibuat. Eropa melihat Rusia sebagai ancaman besar. Mereka takut akan agresinya,” papar Budanov.
Baca juga: Ukraina Klaim Rusak Kapal Angkatan Laut Rusia di Dekat Pulau Ular
“Kami telah memerangi Rusia selama delapan tahun dan kami dapat mengatakan bahwa kekuatan Rusia yang dipublikasikan ini adalah sebuah mitos. Tidak sekuat ini. Mereka adalah gerombolan orang dengan senjata,” imbuh Budanov.
Dia berujar, pasukan Rusia telah dipukul mundur hampir ke perbatasan di sekitar Kharkiv.
Bahkan, serangan Rusia terbaru lebih jauh ke selatan yang mencoba menyeberangi Donets Siverskyy menyebabkan kerugian yang cukup besar untuk Moskwa.
“Saya dapat mengonfirmasi bahwa mereka menderita kerugian besar dalam personel dan kendaraan militer. Dan saya dapat mengatakan bahwa ketika serangan artileri terjadi, banyak awak meninggalkan peralatan mereka,” kata Budanov.
Baca juga: Qatar: Negara Kecil yang Makin Kaya karena Perang di Ukraina