Uni Eropa Beri Bantuan Lanjutan Rp 7,6 Triliun untuk Ukraina

WEISSENHAUS, KOMPAS.com – Uni Eropa akan memberikan dukungan militer lanjutan senilai 500 juta euro (Rp 7,6 triliun) untuk Ukraina.

Hal tersebut disampaikan Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell pada Jumat (13/5/2022).

Borrell juga meyakini bahwa blok tersebut akan mencapai kesepakatan dalam beberapa hari ke depan untuk mengembargo minyak Rusia.

Baca juga: Ukraina Klaim Rusak Kapal Angkatan Laut Rusia di Dekat Pulau Ular

Dia menyampaikan hal tersebut kepada wartawan sela-sela pertemuan para menteri luar negeri G7 di Jerman.

“Sebuah dorongan baru untuk dukungan militer,” kata Borrell, sebagaimana dilansir Reuters.

“(Ini akan) lebih banyak memberikan tekanan pada Rusia dengan sanksi ekonomi, melanjutkan isolasi internasional, dan melawan informasi yang salah,” sambung Borrell.

Borrell mengaku bahwa dia optimistis embargo Uni Eropa atas minyak Rusia juga dapat disepakati dalam beberapa hari mendatang.

Baca juga: Qatar: Negara Kecil yang Makin Kaya karena Perang di Ukraina

“Saya yakin kami akan memiliki kesepakatan. Kami membutuhkannya dan kami akan melakukannya. Kami harus menyingkirkan ketergantungan minyak dari Rusia,” papar Borrell.

“Kalau tidak ada kesepakatan di tingkat duta besar, maka Senin (17/5/2022) para menteri saat berkumpul harus memberikan dorongan politik,” imbuhnya.

Sebelumnya, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Tokyo pada Kamis (12/5/2022) berujar, Rusia adalah ancaman paling langsung terhadap tatanan internasional.

Von der Leyen menambahkan, Rusia saat ini merupakan ancaman paling langsung bagi tatanan dunia dengan perangnya melawan Ukraina.

Baca juga: AS Sebut Rusia Telah Secara Paksa Mengambil Ribuan Warga Ukraina

Dia menyampaikan hal itu setelah bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida bersama dengan Presiden Dewan Eropa Charles Michel, dikutip dari AFP.

Para pejabat tinggi Uni Eropa berada di Tokyo untuk putaran pembicaraan tahunan bersama banyak komunitas internasional untuk menekan Rusia atas perang Ukraina.

Kekhawatiran juga tumbuh tentang peran China di konflik tersebut.

Baca juga: Pejuang Ukraina Memohon Elon Musk Selamatkan Mereka dari Pabrik Azovstal yang Dikepung Rusia