Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Sebut Rusia Telah Secara Paksa Mengambil Ribuan Warga Ukraina

Kompas.com - 13/05/2022, 08:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) pada Kamis (12/5/2022), menuduh Rusia secara paksa mengambil alih wilayah di bawah kendali puluhan ribu orang Ukraina.

Pernyataan tersebut mendukung tuduhan oleh pemerintah Ukraina yang memperkirakan hampir 1,2 juta orang telah dideportasi ke Rusia atau wilayah yang dikuasai Rusia.

Pemerintah Ukraina juga mengecam apa yang disebut mereka sebagai "kamp filtrasi", di mana Moskwa menginterogasi orang-orang yang ditahan.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-78 Serangan Rusia ke Ukraina, Finlandia Ajukan Keanggotaan NATO, Moskwa Setop Kirim Gas ke Eropa Barat

Duta besar AS untuk Organisasi Keamanan dan Kerjasama di EropaMichael Carpenter, mengatakan bahwa kesaksian para saksi membuktikan terjadinya "interogasi brutal" di kamp-kamp.

"Kebrutalan dan pemindahan paksa ini terjadi saat ini, seperti yang kita bicarakan, dan tindakan ini merupakan kejahatan perang," kata Carpenter kepada organisasi tersebut di Wina.

"Kita tidak boleh membiarkan kejahatan ini berdiri," katanya, dilansir dari AFP.

"AS menilai bahwa pasukan Rusia telah merelokasi beberapa ribu warga Ukraina untuk diproses di 'kamp filtrasi' ini, dan mengevakuasi setidaknya puluhan ribu lainnya ke Rusia atau wilayah yang dikuasai Rusia, terkadang tanpa memberi tahu pengungsi tentang tujuan akhir mereka," tuding dia.

Carpenter mengatakan bahwa ribuan orang dibawa pergi hanya dari Kota Mariupol yang telah hancur akibat serangan Rusia.

Baca juga: Petinggi Rusia Peringatkan Potensi Konflik Langsung dengan NATO

Mengutip laporan saksi, Carpenter mengatakan bahwa korban menyampaikan bahwa semua orang takut dibawa ke Donetsk, wilayah timur Ukraina yang dikendalikan oleh separatis pro-Rusia.

"Jika seseorang dituduh sebagai 'Nazi Ukraina', mereka akan dibawa ke Donetsk untuk penyelidikan lebih lanjut atau pembunuhan," jelas dia. 

Pentagon pada Senin (9/5/2022), juga mengatakan telah melihat indikasi orang Ukraina dibawa secara paksa ke Rusia meskipun tidak memberikan angka.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada awal April, enam minggu setelah Rusia melancarkan invasi mematikannya, bahwa ribuan orang Ukraina telah dikirim ke wilayah Rusia.

Tapi angka itu telah membengkak menjadi lebih dari 1,19 juta, termasuk setidaknya 200.000 anak-anak, kata ombudswoman Ukraina Lyudmyla Denisova baru-baru ini.

Baca juga: Pejuang Ukraina Memohon Elon Musk Selamatkan Mereka dari Pabrik Azovstal yang Dikepung Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com