Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petinggi Rusia Peringatkan Potensi Konflik Langsung dengan NATO

Kompas.com - 12/05/2022, 22:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com – Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan bahwa meningkatnya dukungan militer yang diberikan Barat kepada Ukraina berisiko memicu konflik antara Rusia dan NATO.

Hal tersebut disampaikan Medvedev, yang merupakan mantan Presiden Rusia sekaligus sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Kamis (12/5/2022).

Medvedev menambahkan bahwa konflik dengan NATO selalu membawa risiko berubah menjadi perang nuklir besar-besaran, sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Pejuang Ukraina Memohon Elon Musk Selamatkan Mereka dari Pabrik Azovstal yang Dikepung Rusia

Invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang dan menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi besar antara Rusia dan AS sejak Perang Dingin.

Medvedev menuturkan, negara-negara NATO memompa senjatanya ke Ukraina, melatih pasukan Ukraina menggunakan peralatan Barat, serta mengirim tentara bayaran.

“Dan latihan negara-negara aliansi (NATO) di dekat perbatasan kita meningkatkan kemungkinan konflik langsung dan terbuka antara NATO dan Rusia,” kata Medvedev dalam sebuah unggahan di Telegram.

“Konflik seperti itu selalu memiliki risiko berubah menjadi perang nuklir penuh. Ini akan menjadi skenario bencana bagi semua orang,” sambung Medvedev.

Baca juga: Uni Eropa Sebut Rusia Ancaman Paling Langsung terhadap Dunia

Rusia dan AS sejauh ini adalah kekuatan nuklir terbesar di dunia.

Rusia memiliki sekitar 6.257 hulu ledak nuklir sementara tiga negara anggota NATO yakni AS, Inggris, dan Perancis memiliki sekitar 6.065 hulu ledak gabungan.

Putin mengatakan, operasi militer khususnya di Ukraina diperlukan karena AS menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia.

Baca juga: Dubes Rusia Diserang dengan Cat Merah, Moskwa Ajukan Tuntutan ke Warsawa

Oleh karenanya, lanjut Putin, Moskwa harus bertahan melawan “penganiayaan” terhadap orang-orang berbahasa Rusia.

Putin menuding AS mengancam Rusia dengan ikut campur di halaman belakangnya melalui perluasan NATO ke arah timur.

Ukraina mengatakan, invasi Putin hanya memperkuat keinginan rakyat Ukraina untuk berpaling ke Barat.

Baca juga: AS Bentrok dengan China dan Rusia di Dewan Keamanan PBB Soal Korea Utara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com