Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zelensky Ajukan Syarat untuk Capai Kesepakatan Damai dengan Rusia

Kompas.com - 07/05/2022, 19:29 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

KYIV, KOMPAS.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatkaan kesepakatan damai apa pun dengan Rusia akan bergantung pada apakah pasukan Rusia mundur ke posisi mereka pra-invasi, atau tidak.

Berbicara kepada sebuah lembaga pemikir London, Zelensky mengatakan bahwa itu adalah batas minimum kompromi yang dapat diterima negaranya.

Baca juga: Pentagon: Ukraina Kumpulkan Informasi Intelijen dan Bertindak Sendiri Tenggelamkan Kapal Moskva

Dia mengatakan dia adalah pemimpin "Ukraina, bukan mini-Ukraina". Namun dia tidak menyebut Krimea, yang dianeksasi oleh Rusia pada 2014.

Rusia saat ini sedang berjuang untuk mengambil kendali penuh atas kota Mariupol.

Masih ada pasukan Ukraina bersama dengan beberapa warga sipil di pabrik baja Azovstal yang luas di kota tenggara, yang telah menjadi sasaran serangan gencar Rusia.

Mengambil Mariupolm akan menjadi pencapaian terbesar Rusia dalam dua bulan perang. Itu juga akan memberi Presiden Rusia Vladimir Putin “sesuatu” untuk dirayakan pada 9 Mei, yang merupakan Hari Kemenangan di Rusia.

Bagi Rusia, hari Kemenangan 9 Mei adalah hari yang menandai kemenangan Soviet atas Nazi dalam Perang Dunia Kedua.

Namun berbicara dari Kyiv kepada lembaga think tank Chatham House di London, Zelensky mengatakan tidak ada kompromi bagi Rusia untuk mempertahankan wilayah yang telah ditaklukkannya sejak awal invasi ke Ukraina.

Baca juga: Sekarang Baru Operasi Militer, Ini yang Mungkin Terjadi jika Putin Nyatakan Perang secara Resmi di Ukraina

"Untuk menghentikan perang antara Rusia dan Ukraina, langkahnya harus memulihkan situasi pada 23 Februari," katanya, mengacu pada hari sebelum perang dimulai.

"Saya dipilih oleh rakyat Ukraina sebagai presiden Ukraina, bukan sebagai presiden Ukraina mini. Ini adalah poin yang sangat penting," tambahnya dalam menanggapi pertanyaan dari BBC dilansir pada Sabtu (7/5/2022).

Referensi situasi pada 23 Februari menunjukkan Ukraina mungkin tidak bersikeras merebut kembali Krimea, sebelum berdamai dengan Rusia. Semenanjung itu dianeksasi oleh Rusia delapan tahun lalu.

"Terlepas dari kenyataan bahwa mereka menghancurkan semua jembatan (relasi) kami, saya pikir tidak semua jembatan itu hancur, secara kiasan," kata Zelensky menyerukan kembali dimulainya dialog diplomatik antara Rusia dan Ukraina.

Rusia, pada bagiannya, menggambarkan proses perundingan damai dalam "keadaan stagnasi".

Baca juga: Media Rusia: Ukraina Rencanakan Serangan Balasan pada Akhir Juni

Evakuasi Mariupol terus berlanjut

Pada Jumat (6/5/2022), 50 warga sipil termasuk 11 anak-anak dievakuasi dari pabrik baja Azovstal di Mariupol, kata Rusia dan Ukraina, dalam operasi yang dikoordinasikan oleh PBB dan Palang Merah.

Lebih banyak lagi yang diyakini masih terperangkap di terowongan dan bunker era Soviet di bawah pabrik yang luas itu.

Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan operasi itu diperlambat oleh pertempuran dan apa yang disebutnya "provokasi". Dia mengatakan evakuasi akan dilanjutkan pada Sabtu (7/5/2022).

Rusia sebelumnya telah mengumumkan gencatan senjata siang hari di pabrik selama tiga hari, mulai Kamis (5/5/2022).

Sementara itu Zelensky mengatakan dia mengundang Kanselir Jerman Olaf Scholz untuk mengunjungi Ukraina pada 9 Mei.

Kehadiran pemimpin Jerman di Ukraina saat Rusia memperingati hari pengorbanan Soviet dalam Perang Dunia Kedua akan sangat simbolis.

"Dia dapat membuat langkah politik yang sangat kuat dan bijaksana ini, untuk datang ke sini pada 9 Mei, ke Kyiv," kata Zelensky.

Baca juga: Jerman Akhirnya Kirim Senjata Berat ke Ukraina Setelah Dibanjiri Kritik

Pemimpin Ukraina sebelumnya kritis terhadap sikap Jerman selama perang.

Dalam wawancara dengan BBC pada April, Zelensky menuduh Jerman menghalangi upaya embargo penjualan energi Rusia, dan mengatakan negara-negara Eropa yang terus membeli minyak Rusia "mendapatkan uang dari darah orang lain".

Pada bulan yang sama kunjungan yang direncanakan ke Kyiv oleh Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier dibatalkan pada menit terakhir, karena hubungan ekonomi Jerman dengan Rusia.

Kiriman senjata terus mengalir

Sementara itu pada Jumat (6/5/2022), Presiden AS Joe Biden mengumumkan 150 juta dollar AS dalam bantuan militer baru untuk membantu Ukraina mempertahankan diri.

Seorang pejabat senior AS mengatakan kepada wartawan bahwa bantuan itu termasuk peluru artileri, radar kontra-artileri yang digunakan untuk mendeteksi sumber tembakan musuh, peralatan pengacau elektronik, dan suku cadang.

Tetapi Biden memperingatkan bahwa dana saat ini hampir habis dan mendesak Kongres untuk mengizinkan menggelontorkan uang lebih banyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com