Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Eropa Bahas Rencana Hapus Penggunaan Minyak Rusia Secara Bertahap sebagai Sanksi Baru

Kompas.com - 02/05/2022, 10:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

BRUSSEL, KOMPAS.com - Uni Eropa (UE) akan mengusulkan larangan impor minyak Rusia secara bertahap, sebagai bagian dari babak baru sanksi menentang invasi Rusia ke Ukraina.

Komisi Eropa, yang menyusun sanksi dari blok tersebut, saat ini sedang mempersiapkan sebuah teks yang dapat diajukan ke 27 negara anggota pada Rabu (4/5/2022), kata para diplomat pada Minggu (1/5/2022) dilansir dari AFP.

Baca juga: Zelensky Tuntut Barat Mempercepat Embargo Minyak Rusia: “Penundaan Merenggut Nyawa”

Beberapa diplomat mengatakan larangan minyak dimungkinkan setelah Jerman merubah pandangan, dari yang semula mengatakan tindakan itu akan merugikan ekonominya.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan Rusia mengintensifkan serangannya di Ukraina, sehingga membuat sanksi baru "sangat penting".

“Kita harus menggunakan kemampuan ekonomi dan keuangan kita untuk membuat Rusia membayar apa yang diperbuatannya,” katanya.

Komisi UE mengusulkan penerapan larangan selama enam sampai delapan bulan, untuk memberikan waktu kepada negara-negara anggotanya mendiversifikasi pasokan mereka, kata sumber tersebut.

Larangan itu membutuhkan dukungan bulat dan masih bisa digagalkan, dengan Hongaria diperkirakan akan meningkatkan oposisi yang kuat karena bergantung pada minyak Rusia dan dekat dengan Kremlin.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Kenapa Indonesia Beli Minyak Rusia | Jajanan Kinder Ditarik karena Salmonella

Negara-negara lain khawatir bahwa larangan minyak akan menaikkan harga ketika harga konsumen sudah meningkat tajam karena perang Rusia Ukraina.

"Kami harus sangat memperhatikan reaksi pasar," kata seorang pejabat kepada AFP dengan syarat anonim.

"Ada solusi dan kami akan sampai di sana pada akhirnya, tetapi kami harus bertindak dengan sangat hati-hati."

Dampak kecil

Meskipun Rusia mengekspor dua pertiga minyaknya ke UE, Amerika Serikat (AS) telah menyatakan keraguannya tentang larangan langsung.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen memperingatkan bahwa itu mungkin berdampak kecil pada Rusia karena justru akan mendorong harga untuk sisa ekspornya.

Para menteri energi Uni Eropa akan membahas larangan tersebut pada pembicaraan Senin (2/5/2022) di Brussels, meskipun mereka tidak akan langsung menandatangani keputusan tersebut.

Baca juga: Daftar Negara yang Membeli Minyak Rusia, Konsumen Terbesar Ada di Asia

Paket keenam tindakan anti-Rusia ini juga akan menargetkan bank terbesar di negara itu, Sberbank, yang akan dikeluarkan dari sistem pesan finansia internasional Swift, kata para diplomat.

Uni Eropa telah melarang impor batubara Rusia, tetapi Polandia dan negara-negara Baltik juga menyerukan embargo minyak.

Impor gas dari Rusia akan tetap tidak tersentuh, dengan Jerman yang sangat bergantung baru bisa berjanji menghentikan penggunaan gas Rusia pada pertengahan 2024.

Ketergantungan ekonomi terbesar Eropa pada energi Rusia telah terungkap menjadi kelemahan ketika sekutu Barat, ketika mereka harus berjuang dengan dampaknya sendiri untuk menghukum Presiden Rusia Vladimir Putin atas serangannya di Ukraina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Intelijen India Dilaporkan Sempat Menyusup ke Australia, Diusir pada 2020

Intelijen India Dilaporkan Sempat Menyusup ke Australia, Diusir pada 2020

Global
Polisi AS Tangkapi Pedemo Pro-Palestina di Universitas Columbia

Polisi AS Tangkapi Pedemo Pro-Palestina di Universitas Columbia

Global
Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Global
Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Global
Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Global
China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

Global
Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Global
Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Global
AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com