CHISINAU, KOMPAS.com - Moldova mengumpulkan dewan keamanannya pada Selasa (26/4/2022) setelah serangkaian ledakan terjadi di Transnistria, wilayah separatis yang didukung Rusia, menimbulkan kekhawatiran bahwa perang Rusia-Ukraina akan meluber.
Wilayah separatis yang memisahkan diri itu mengalami serangkaian ledakan yang menghantam kementerian keamanan Transnistria pada Senin (25/4/2022) dan menara radio pada Selasa (26/4/2022) pagi.
Baca juga: Ukraina Terus Serap Senjata dan Pelatihan Militer Barat, Putin Gagal Raih Tujuan Perangnya?
Presiden Moldova Maia Sandu akan mengadakan pertemuan Dewan Keamanan Tertinggi negara itu "sehubungan dengan insiden di wilayah Transnistria", kata kantornya sebagaimana dilansir AFP.
Ledakan yang terjadi saat konflik Rusia Ukraina masih berlangsung memicu kekhawatiran di Moldova, bahwa negara bekas Soviet itu bisa menjadi target Rusia berikutnya.
Seorang kepala militer Rusia pekan lalu membuat marah Moldova, dengan menyebut adanya "penindasan" terhadap penutur bahasa Rusia di Transnistria.
Kremlin menyatakan "keprihatinan" atas ledakan tersebut dan kantor berita negara Rusia RIA Novosti mengutip sebuah sumber di pemerintahan Transnistria yang mengatakan bahwa penyerang telah masuk dari Ukraina.
OSCE di Moldova berkicau bahwa mereka "mengutuk semua upaya untuk mengacaukan situasi (situasi)" di Transnistria dan zona penyangganya.
Baca juga: Rusia Blak-blakan Ingin Caplok Ukraina Selatan, Moldova Target Berikutnya?
Dua ledakan menghantam menara radio yang menyiarkan ulang stasiun-stasiun Rusia di dekat perbatasan Ukraina Selasa (26/6/2022) pagi, kata kementerian dalam negeri wilayah yang memisahkan diri itu.
Kementerian Transnistria mengatakan dua antena "kuat" yang menyiarkan ulang radio Rusia rusak, dan membagikan gambar mereka tergeletak di tanah.
Tidak ada cedera, tambahnya.
Sebelumnya pihak berwenang Transnistria mengatakan kantor kementerian keamanan negara di Tiraspol terkena serangan, yang tampaknya merupakan serangan peluncur granat pada Senin (25/4/2022) malam.
Tidak ada yang terluka dalam insiden, yang terjadi sekitar pukul 17.00 waktu setempat saat hari libur umum Paskah Ortodoks.
Tetapi jendela dan pintu meledak di gedung kementerian keamanan dan asap "mengepul dari gedung", kata kementerian dalam negeri wilayah Transnistria dalam sebuah pernyataan.
Dewan keamanan Transnistria juga mengatakan bahwa sebuah unit militer telah diserang di desa Parkany dekat dengan kota utama Tiraspol, menurut laporan TV regional.
Baca juga: Ikuti Ukraina, Moldova dan Georgia Daftar Anggota Uni Eropa
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan: "Kami mengamati dengan cermat (insiden tersebut) dan berita itu menimbulkan kekhawatiran," sambil menolak mengomentari kemungkinan penyerang.