KYIV, KOMPAS.com - Invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari ke-61 pada Senin (25/4/2022).
Pada hari ke-61 perang Rusia Ukraina ini, ada ancaman Perang Dunia III dan rencana Amerika Serikat (AS) usai kunjungan ke Kyiv.
Dikutip dari AFP, berikut adalah rangkuman Rusia invasi Ukraina dalam sehari terakhir.
Baca juga: AS Ungkap Syarat Ukraina Menang Perang Lawan Rusia
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan, dia berharap perang di Ukraina akan melumpuhkan militer Rusia.
"Kami ingin melihat Rusia melemah hingga tidak dapat melakukan hal-hal seperti yang telah dilakukannya dalam menginvasi Ukraina," katanya setelah kunjungan ke Kyiv bersama Menteri Luar Negeri Antony Blinken.
Ukraina dapat memenangi perang jika memiliki peralatan yang tepat, tambahnya. Austin dan Blinken menjanjikan 700 juta dollar AS bantuan militer tambahan selama kunjungan mereka.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan, ada bahaya nyata pecahnya Perang Dunia III sebagai akibat dari konflik Ukraina.
"Bahayanya serius, itu nyata, Anda tidak bisa meremehkannya," katanya kepada kantor berita Interfax.
Baca juga: Rusia Buka Suara Soal Pemicu Perang Dunia 3 yang Tak Terkait dengan Ukraina
Lavrov juga mengatakan, pembicaraan damai dengan Ukraina akan berlanjut, mengkritik pendekatan Kyiv terhadap negosiasi dan menuduh Presiden Volodymyr Zelensky berpura-pura untuk bernegosiasi.
"Niat baik ada batasnya. Tapi kalau tidak timbal balik, itu tidak membantu proses negosiasi," katanya.
Blinken menegaskan bahwa diplomat AS yang ditarik pada awal invasi Rusia, secara bertahap akan kembali ke Kyiv. Presiden AS Joe Biden menominasikan perwira dinas luar negeri Bridget Brink untuk menjadi duta besar AS berikutnya.
Beberapa negara Eropa juga telah membuka kembali kedutaan mereka di Kyiv sejak Rusia menarik pasukannya dari wilayah tersebut.
Tentara Rusia mengatakan, Kyiv mencegah evakuasi warga sipil dari pabrik baja Azovstal Mariupol, tempat pasukan Ukraina bertahan di kota pelabuhan yang terkepung, meskipun mengumumkan gencatan senjata sepihak.
Menurut Ukraina, Moskwa tidak menyetujui permintaannya untuk evakuasi tentara dan warga sipil yang terluka.
Baca juga: Ukraina Terkini: Rusia Umumkan Gencatan Senjata di Sekitar Pabrik Baja Mariupol
Jaksa kepala Pengadilan Kriminal Internasional akan bergabung dengan tim investigasi Uni Eropa untuk menyelidiki kemungkinan kejahatan internasional yang dilakukan di Ukraina, kata badan kerjasama peradilan Uni Eropa .