Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Buka Pintu Xinjiang, Tim HAM PBB Tiba di Guangzhou Siap Kunjungi Uighur

Kompas.com - 26/04/2022, 19:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

BEIJING KOMPAS.com - Sebuah tim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berada di China menjelang kunjungan ke Xinjiang, dalam persiapan untuk inspeksi yang telah lama dicari oleh komisaris hak asasi manusia (HAM) yang diharapkan dilakukan bulan depan.

South China Morning Post melaporkan, Delegasi itu menjalani karantina di Guangzhou, sebelum menuju ke Xinjiang.

Lima anggota tim ada di sana “atas undangan pemerintah (China)” kata Liz Throssell, juru bicara hak asasi manusia PBB, Post melaporkan.

Baca juga: China Setujui Kunjungan Kepala HAM PBB ke Xinjiang Usai Olimpiade

Kantor komisaris HAM PBB (OHRC) telah bernegosiasi dengan pemerintah China sejak 2018, berusaha untuk mengunjungi Xinjiang dengan “akses yang tidak terbatas dan berarti” dan kebebasan untuk mewawancarai kelompok masyarakat sipil tanpa pengawasan.

Pada Maret, Pimpinan Badan HAM PBB Michelle Bachelet mengatakan OHRC telah “mencapai kesepakatan” dengan pemerintah China untuk berkunjung pada Mei.

Tidak ada komisioner hak asasi manusia yang mengunjungi China sejak 2005. Saat itu Throssell mengatakan baik tim pendahulu dan Bachelet “akan pergi ke Xinjiang, dan pastinya mengunjungi Beijing dan lokasi lainnya”.

Dia mengatakan negosiasi menghasilkan “kesepakatan tentang parameter yang menghormati metodologi kami”. Itu termasuk “akses tak terbatas ke berbagai aktor, termasuk masyarakat sipil”.

Seorang juru bicara kementerian luar negeri China, Wang Wenbin, mengonfirmasi tim PBB tiba pada Senin (25/4/2022).

“Yang ingin saya sampaikan kepada Anda adalah bahwa tujuan kunjungan komisaris tinggi hak asasi manusia adalah untuk mempromosikan pertukaran dan kerja sama antara kedua belah pihak,” katanya.

“Kami selalu menentang penggunaan masalah ini untuk manipulasi politik.”

Baca juga: Senat AS Loloskan RUU Larangan Impor dari Xinjiang

Tuduhan atas wilayah Xinjiang

OHRC dikritik karena belum merilis laporan yang telah lama tertunda tentang situasi hak asasi manusia di Xinjiang, di tengah laporan awal tahun ini bahwa Beijing bersikeras itu tidak akan diterbitkan sebelum Olimpiade Musim Dingin pada Februari.

Di bawah pemerintahan Presiden Xi Jinping, otoritas China di wilayah paling barat sejak 2017 dituduh menjalankan kampanye penahanan massal, pendidikan ulang, dan penindasan agama dan budaya terhadap Uighur dan Muslim Turki lainnya.

Mereka juga dituduh melakukan program kerja paksa dan sterilisasi paksa terhadap perempuan. Kelompok HAM dan pemerintah asing telah melabeli kebijakan tersebut sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan atau genosida.

Pemerintah Partai Komunis China menolak semua tuduhan penganiayaan dan pelanggaran. Mereka mengatakan kebijakan tersebut adalah bagian dari kampanye anti-teror dan anti-kemiskinan.

Pemerintah yang berkuasa juga menolak keberadaan pusat penahanan, di mana setidaknya satu juta orang dilaporkan telah ditahan. China kemudian mengeklaim bahwa itu adalah pusat pelatihan kejuruan.

Baca juga: Etnis Uighur Gembira AS Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing 2022

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com