Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gambar Satelit Tunjukkan Kuburan Massal Terus Meluas di Mariupol Ukraina

Kompas.com - 23/04/2022, 21:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Gambar satelit dari dekat kota pelabuhan Mariupol Ukraina yang terkepung menunjukkan sebuah situs kuburan massal yang telah diperluas dalam beberapa pekan terakhir untuk menampung lebih dari 200 kuburan baru, kata sebuah perusahaan swasta AS.

Maxar Technologies, yang mengumpulkan dan menerbitkan citra satelit Ukraina, mengatakan pada Kamis (21/4/2022) bahwa tinjauan gambar dari pertengahan Maret hingga pertengahan April menunjukkan bahwa perluasan kuburan massal dimulai antara 23 dan 26 Maret.

Baca juga: Kini Jadi Pusat Serangan Rusia, Mengapa Donbas di Ukraina Begitu Penting bagi Putin?

Situs itu terletak bersebelahan dengan pemakaman yang ada di desa Manhush, 20km (12 mil) barat Mariupol, kata perusahaan itu sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Wali Kota Mariupol, Vadym Boychenko, mengatakan dalam sebuah unggahan Telegram bahwa sebanyak 9.000 warga sipil dapat dimakamkan di kuburan massal.

“Kejahatan perang terbesar abad ke-21 telah dilakukan di Mariupol,” katanya.

“Ini adalah Babi Yar yang baru,” kata Wali Kota, merujuk pada lokasi pembantaian massal Yahudi Ukraina oleh Nazi pada 1941.

“Kemudian Hitler membunuh orang Yahudi, Roma dan Slavia. Dan sekarang Putin menghancurkan Ukraina. Dia telah membunuh puluhan ribu warga sipil di Mariupol,” katanya.

“Ini membutuhkan reaksi keras dari seluruh dunia. Kita perlu menghentikan genosida dengan cara apa pun yang memungkinkan.”

Dalam pernyataan terpisah sebelumnya pada Kamis (21/4/2022), Boychenko menuduh Rusia menggali parit besar di dekat desa Manhush dan "menyembunyikan kejahatan perang mereka" dengan membuang mayat di sana.

Baca juga: AS Beri Drone Berjuluk Phoenix Ghost ke Ukraina, Apa Kehebatannya?

Media Ukraina pada hari yang sama menerbitkan foto-foto satelit Manhush, menunjukkan apa yang mereka katakan mirip dengan kuburan massal di Bucha, meskipun ukurannya jauh lebih besar dari.

Al Jazeera yang melaporkan hal ini menyatakan keakuratan klaim dan gambar ini tidak dapat segera diverifikasi.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengeklaim kemenangan pada Kamis (21/4/2022) dalam pertempuran untuk Mariupol.

Pernyataan itu dikeluarkannya meski, dia memerintahkan pasukannya untuk tidak mengambil risiko menyerbu pabrik baja raksasa Mariupol, di mana para pembela terakhir Ukraina di kota itu tetap bersembunyi di labirin lorong-lorong bawah tanah.

Alih-alih menyerang, Putin mengerahkan pasukannya untuk menutup pabrik Azovstal "agar seekor lalat pun tidak masuk".

Setelah hampir dua bulan pemboman mematikan, sebagian besar Mariupol telah menjadi puing-puing. Pasukan Rusia tampaknya menguasai sisa kota selatan yang strategis, termasuk pelabuhan vital Mariupol, tetapi sekarang rusak parah.

Baca juga: Harapan Gencatan Senjata Paskah Pupus, Rusia Umumkan Rencana Baru Serangan ke Ukraina

Sekitar 2.000 tentara Ukraina, menurut perkiraan Moskwa, telah bertahan selama berminggu-minggu di pabrik baja yang luas itu meskipun pengeboman dilakukan terus-menerus oleh pasukan Rusia.

Pasukan Putin telah berulang kali menuntut mereka untuk menyerah, tapi semua ultimatum diabaikan. Sekitar 1.000 warga sipil juga terjebak di pabrik, menurut pejabat Ukraina.

Alih-alih mengirim pasukan untuk menghabisi para pembela Ukraina dalam serangan frontal yang berpotensi berdarah, Rusia tampaknya bermaksud mempertahankan pengepungan pabrik baja dan menunggu para pejuang menyerah, ketika mereka kehabisan makanan atau amunisi.

Penangkapan Mariupol akan mewakili kemenangan terbesar Kremlin dalam perang di Ukraina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Putin Usul Gantikan Menhan Sergei Shoigu dengan Ekonom Sipil

Putin Usul Gantikan Menhan Sergei Shoigu dengan Ekonom Sipil

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com