Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Mula Krisis Sri Lanka: Gagal Bayar Utang, Bangkrut, hingga Darurat Nasional

Kompas.com - 14/04/2022, 12:59 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

COLOMBO, KOMPAS.com - Krisis Sri Lanka bermula pada akhir Maret 2022, ketika ratusan pedemo menyerbu rumah Presiden Gotabaya Rajapaksa dan menuntut pengunduran dirinya.

Situasi kemudian terus berubah, menjadi Sri Lanka bangkrut dan pemerintah sempat menerapkan darurat nasional.

Terbaru, pada Selasa (12/4/2022) diumumkan bahwa Sri Lanka gagal bayar utang 51 miliar dollar AS (Rp 732 triliun) yang dipinjamnya dari luar negeri.

Baca juga: Devisa Ludes, Sri Lanka Gagal Bayar Seluruh Utang Luar Negeri Senilai Rp 732 Triliun

Negara pulau berpenduduk 22 juta orang itu juga mengalami kekurangan makanan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lainnya yang akut.

Krisis Sri Lanka menimbulkan kesengsaraan yang meluas, kondisi terburuk sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1948.

Negara Asia Selatan tersebut sempat bangkit dari perang saudara mematikan pada 2009, lalu dilanda sederet pemboman tahun 2019 kemudian dihantam keras pandemi Covid-19 yang melumpuhkan sektor pariwisata vitalnya.

Dikutip dari kantor berita AFP, berikut adalah kronologi krisis Sri Lanka

31 Maret: Rumah presiden digeruduk massa

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa saat berbicara di upacara pembukaan konferensi iklim COP26 Glasgow, Skotlandia, 1 November 2021.AP PHOTO/ANDY BUCHANAN Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa saat berbicara di upacara pembukaan konferensi iklim COP26 Glasgow, Skotlandia, 1 November 2021.
Ratusan pengunjuk rasa yang dikerahkan oleh aktivis media sosial tidak dikenal mencoba menyerbu rumah Presiden Gotabaya Rajapaksa dan menuntut pengunduran dirinya.

Polisi menembakkan gas air mata dan meriam air. Setidaknya satu orang terluka parah. Ibu kota Colombo selanjutnya menerapkan jam malam.

1 April: Sri Lanka darurat nasional

Saat protes menyebar, Rajapaksa mengumumkan keadaan darurat dan memberikan kekuatan besar kepada pasukan keamanan untuk menangkap serta menahan para tersangka.

2 April: Pengerahan tentara

Sri Lanka pada 2 April mengumumkan jam malam nasional selama 36 jam dan mengerahkan tentara.

Jam malam mulai berlaku pada sore hari dan akan dicabut pada pagi hari tanggal 4 April, kata polisi. Periode itu mencakup demo anti-pemerintah yang sudah direncanakan.

3 April: Kabinet mengundurkan diri

Warga mengantre untuk membeli minyak tanah untuk keperluan rumah tangga di sebuah SPBU di Kolombo pada 17 Maret 2022. AFP PHOTO/ISHARA S. KODIKARA Warga mengantre untuk membeli minyak tanah untuk keperluan rumah tangga di sebuah SPBU di Kolombo pada 17 Maret 2022.
Pemerintah Sri Lanka secara singkat memblokade akses ke media sosial, tetapi larangan itu dicabut menyusul keputusan Dewan Hak Asasi Manusia negara itu.

Hampir semua kabinet Sri Lanka kemudian mengundurkan diri pada pertemuan larut malam, membuat Rajapaksa dan saudaranya yang menjadi perdana menteri Mahinda, terisolasi.

Baca juga: Negara Bangkrut, Sri Lanka Minta Perantau Kirim Uang untuk Dibelikan Makanan

4 April: Lebih banyak yang mengundurkan diri

Rajapaksa menawarkan berbagi kekuasaan dengan oposisi di bawah pemerintahan persatuan yang dipimpin oleh dia dan Mahinda, tetapi ditolak.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

Global
WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com