Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Impor Sapi Berpenyakit Kulit dari Indonesia untuk Kembangkan Vaksin

Kompas.com - 14/04/2022, 09:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

CANBERRA, KOMPAS.com - Australia akan mengimpor sapi yang mengidap penyakit kulit dari Indonesia. Tujuannya agar ilmuwan bisa mengembangkan vaksin untuk mencegah penyebaran infeksi jika akhirnya virus itu masuk ke Australia.

Menteri Pertanian Australia David Littleproud mengatakan, lembaga penelitian CSIRO di Geelong, Victoria, akan menguji virus yang dapat memusnahkan industri daging merah dan produk susu Australia.

"Ini merupakan langkah besar dan tidak bisa saya anggap enteng. Tapi itulah risiko penyakit kulit yang sekarang ada di Indonesia dan sangat bisa menyebar luas," katanya.

Baca juga: Pilot di Australia Dituduh Menyemai Awan, Sebabkan Hujan dan Memicu Banjir

"Langkah Ini tidak akan memengaruhi status penyakit hewan ternak di Australia maupun peluang perdagangan kita," ujar Menteri David.

Penyakit kulit berupa bintil dan benjolan hitam pada kulit sapi disebarkan oleh lalat, kutu dan nyamuk.

Selain menyebabkan demam, bintil pada kulit hewan ternak juga bisa menyebabkan kematian.

Penyakit pada kulit sapi terdeteksi di Indonesia pada awal Maret lalu.

Baca juga: Saat Berkampanye, PM Australia Dimaki Langsung oleh Warga yang Kecewa

"Virus kulit sapi ini, saya khawatir akan datang dan akhirnya masuk ke Australia," tambahnya.

Saat ini jarak penyakit ternak itu ke wilayah daratan Australia sekitar 3.000 kilometer.

"Cukup dengan badai angin topan dan sejumlah pengusir hama sudah cukup untuk menyebar ke Australia. Saya tidak bisa memasang penangkal lalat besar di seluruh wilayah Australia utara. Saya tidak akan bisa menghentikannya."

Baca juga: AS, Inggris dan Australia Buat Senjata Hipersonik, Ketar-ketir Hadapi Rusia dan China?

Vaksin akan ditawarkan ke Indonesia

Menteri Littleproud mengatakan, Australia akan berupaya menyediakan vaksin ke negara lain seperti Indonesia dan Timor Leste setelah vaskinnya berhasil dikembangkan.

Pejabat tertinggi bidang kedokteran hewan Australia, Dr Mark Schipp, menyatakan bahwa pihaknya mendukung langkah agar pemerintah mengimpor sapi pengidap penyakit kulit ini.

Mark sendiri telah mengunjungi Indonesia, di mana penyakit ini telah menyebar sejak ditemukan pertama kali di Riau.

Laboratorian CSIRO di Geelong dirancang untuk menangani penyakit hewan menular, dan sebelumnya pernah mengembangkan vaksin untuk virus penyakit kuda yang mematikan, yaitu Virus Hendra.

Baca juga: Umat Islam di Australia Tarawih Pertama pada Jumat Ini, Puasa Ramadhan Mulai Sabtu

Menteri Littleproud telah dikritik oleh kalangan industri peternakan karena hanya mengalokasi dana APBN yang terbatas untuk program biosekuriti, termasuk melindungi Australia dari penyakit kulit sapi.

Namun Menteri Littleproud mengatakan sebuah satuan tugas segera dibentuk untuk merealisasikan komitmen pemerintah senilai 61 miliar dollar Australia untuk meningkatkan biosekuriti di Australia utara.

Satgas tersebut dipimpin oleh Chris Parker, mantan kepala Otorita Hama dan Kedokteran Hewan Australia.

Baca juga: Penjara Australia Dituduh Sajikan Daging Babi ke Napi Muslim

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal Usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal Usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com