Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Polisi AS Tembak Mati Pria Kulit Hitam

Kompas.com - 14/04/2022, 08:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber ABC News

GRAND RAPIDS, KOMPAS.com – Seorang pria kulit hitam ditembak mati di belakang kepalanya oleh seorang polisi di Grand Rapids, Michigan, AS.

Insiden tersebut terjadi pada 4 April dan video penembakan pria kulit hitam bernama Patrick Lyoya (26) tersebut dirilis pada Rabu (13/4/2022).

Video penembakan Lyoya merupakan salah satu dari empat video yang dirilis oleh Kepala Kepolisian Grand Rapids Eric Winstsrom.

Baca juga: Polisi Kulit Putih Tembak Mati Pria Kulit Hitam Lagi, AS Kembali Dilanda Demo

Dalam video tersebut, Lyoya awalnya berlari dari petugas yang menghentikan mobilnya karena pelat nomornya tidak sesuai dengan kendaraan.

Kejar-kejaran terjadi hingga akhirnya Lyoya dan berkelahi dengan petugas polisi untuk memperebutkan taser, sebagaimana dilansir ABC.

Winstrom mengatakan, perkelahian mengenai Taser berlangsung sekitar 90 detik. Pada saat-saat terakhir, petugas polisi berada di atas Lyoya, dan berlutut untuk membuatnya takluk.

“Lyoya tertembak di kepala. Namun, itulah satu-satunya informasi yang saya miliki,” kata Winstrom.

Baca juga: 2 November 2008: Lewis Hamilton, Pria Kulit Hitam Pertama yang Jadi Juara Dunia F1

Polisi negara bagian sedang menyelidiki penembakan itu.

“Saya berasal dari Chicago selama 20 tahun terakhir, saya sendiri telah menangani banyak penembakan polisi, jadi saya memiliki banyak pengalaman dalam hal ini,” ujar Winstorm.

Jaksa Chris Becker mengaku keberatan dengan perilisan sejumlah video tersebut. Namun, dia mengatakan Winstrom dapat bertindak sendiri.

Becker mengatakan, publik seharusnya tidak mengharapkan keputusan yang cepat mengenai kasus tersebut.

Baca juga: Warga AS Dipenjara Seumur Hidup karena Bunuh 2 Pria Kulit Hitam

Manajer Kota Grand Rapids Mark Washington memperingatkan bahwa video itu akan mengarah pada kekagetan dam kemarahan masyarakat.

Lyoya, yang merupakan warga asli Republik Demokratik Kongo, memiliki dua anak perempuan dan lima saudara, kata Gubernur Michigan Gretchen Whitmer.

“Dia tiba di AS sebagai pengungsi bersama keluarganya yang melarikan diri dari kekerasan,”kata Whitmer.

Winstrom pekan lalu mengatakan bahwa dia menemui ayah Lyoya, Peter Lyoya, dan mereka berdua menangis.

“Saya mengerti sebagai seorang ayah. Ini menyayat hati," kata Winstrom kepada WOOD-TV.

Baca juga: Video Seorang Tentara AS Ancam dan Usir Pria Kulit Hitam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com