Sekarang para pesertanya cenderung lebih muda atau masih di usia kerja.
Tetapi kuil-kuil Buddha yang sama ini juga telah dikritik karena mengambil keuntungan dari retret semacam itu.
''Tentu saja ada kekhawatiran, tapi saya pikir manfaatnya lebih besar,'' kata Hyerang Sunim.
''Dulu jarang melihat orang muda datang dan mencari ajaran Buddha. Dan mereka kini mendapatkan banyak dari interaksi mereka dengan tinggal di kuil,'' ungkap dia.
Lee Hye-ri, yang menghadiri salah satu retret Buddhis setelah tekanan di tempat kerja sudah terlalu banyak, mengatakan dia telah belajar untuk bertanggung jawab atas kondisi stresnya.
''Semuanya dimulai dari saya, semua masalah dimulai dari saya. Itu yang saya pelajari di sini.''
Tetapi membingkai solusi atas stres dan kurang tidur sebagai sesuatu yang harus ditangani pada tingkat individu bisa jadi problematis.
Mereka yang percaya bahwa masalah ini disebabkan oleh budaya kerja yang tidak masuk akal dan tekanan masyarakat telah mengkritik pendekatan individualistis ini dengan mengatakan bahwa itu sama saja dengan menyalahkan korban.
Para kritikus ini mengatakan meditasi atau relaksasi hanya jalan keluar sementara namun solusi yang nyata hanya dapat terjadi melalui perubahan mendasar pada masyarakat.
Ji-Eun akhirnya jadi sangat kurang tidur dan stres sehingga dia berhenti dari pekerjaannya. Kini dia bekerja dengan jam kerja yang jauh lebih masuk akal sebagai pekerja lepas dan pada saat pandemi berarti dia bisa bekerja dari rumah.
Dia juga mencari bantuan profesional di klinik tidur Dr Lee untuk mengatasi insomnianya.
''Apa gunanya sekarang bekerja begitu keras?'' Kata Ji-Eun.
"Kita seharusnya bisa santai," kata dia.
Baca juga: Pria Ini Nikahi 3 Pacarnya Sekaligus, tetapi Mempelai Wanita yang Siapkan Mahar Rp 42 Juta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.