Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tur Kolonial" Kontroversial Pangeran William, Peringati 70 Tahun Penobatan Ratu, Malah Panen Protes

Kompas.com - 26/03/2022, 15:20 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber AFP

 KOMPAS.com - Pangeran William menegaskan keluarga kerajaan Inggris akan mendukung keputusan Bahama tentang masa depannya.

Dilansir AFP, ini disampaikan William pada pemberhentian ketiga dari tur Karibia yang telah disambut dengan protes di sejumlah wilayah.

Hal ini semakin membebani hubungan masa depan wilayah-wilayah itu dengan monarki Inggris, termasuk Bahama.

Baca juga: Tur William dan Kate di Karibia Diwarnai Protes, Kerajaan Inggris Didesak Minta Maaf dan Ganti Rugi

Berbicara pada resepsi yang diselenggarakan Gubernur Jenderal Bahama di Nassau, William, yang gelar resminya adalah Duke of Cambridge, mencatat peringatan 50 tahun kemerdekaan negara bekas jajahan itu dari Inggris.

"Dan dengan Jamaika merayakan 60 tahun kemerdekaan tahun ini, dan Belize merayakan 40 tahun kemerdekaan tahun lalu, saya ingin mengatakan bahwa kami mendukung dengan bangga dan menghormati keputusan tentang masa depan Anda," kata William.

Tur Pangeran William dan Kate dimaksudkan untuk menandai peringatan 70 tahun penobatan Ratu Elizabeth II.

Tapi hal itu malah disambut dengan protes dan tuduhan sebagai "tur kolonial".

Sebelumnya di Jamaika, pengunjuk rasa yang membawa plakat di luar Komisi Tinggi Inggris menjelang kedatangan para bangsawan, menuntut agar monarki membayar ganti rugi.

Baca juga: Pangeran William Sindir Para Miliader yang Terobsesi pada Luar Angkasa

Inggris juga harus meminta maaf atas perannya dalam perdagangan budak yang membawa ratusan ribu orang Afrika ke pulau itu untuk bekerja keras di bawah kondisi yang tidak manusiawi.

Perdana Menteri Andrew Holness kemudian dengan tegas mengatakan kepada William di depan kamera televisi bahwa bangsa itu "bergerak" sebagai negara merdeka.

Kunjungan itu menyusul meningkatnya seruan agar Jamaika mengikuti Barbados dan menjadi republik dengan memecat ratu sebagai kepala negara.

William selama perjalanan itu mengungkapkan "kesedihan mendalam" tentang sejarah perbudakan, menyebut praktik itu "menjijikkan".

"Seharusnya itu tidak pernah terjadi," katanya.

Baca juga: Pangeran William Turun Tangan Evakuasi Perwira Inggris dari Kabul

Namun sejauh ini, belum ada permintaan maaf resmi yang dibuat oleh keluarga kerajaan Inggris.

Kunjungan itu dilakukan ketika Inggris semakin menghadapi masa lalu kolonialnya, khususnya peringatannya kepada tokoh-tokoh sejarah yang terkait dengan perdagangan budak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu Agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu Agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Global
Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Global
Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Global
Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

Global
Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Global
Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Global
Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Global
Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Global
Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com