Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serang Pangkalan Militer Ukraina dengan Rudal, Rusia Klaim Tewaskan 180 Tentara Bayaran

Kompas.com - 14/03/2022, 10:01 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

YAVORIV, KOMPAS.com – Rentetan rudal Rusia menghantam pangkalan besar milik Ukraina di dekat perbatasan dengan anggota NATO, Polandia pada Minggu (13/3/2022). 

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, bahwa serangan udara itu telah menghancurkan sejumlah besar senjata yang dipasok oleh negara-negara asing yang disimpan di fasilitas pelatihan yang luas itu, dan telah menewaskan hingga 180 tentara bayaran asing.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan Rusia telah menggunakan senjata jarak jauh berpresisi tinggi untuk menyerang Yavoriv dan fasilitas terpisah di Desa Starichi.

Baca juga: Ukraina Terkini: Serangan Udara Rusia Hantam Fasilitas Militer Dekat Polandia, 9 Orang Tewas

"Akibat serangan itu, hingga 180 tentara bayaran asing dan sejumlah besar senjata asing dihancurkan," kata Konashenkov, dikutip dari Reuters.

Pusat Perdamaian dan Keamanan Internasional Yavoriv merupakan salah satu pangkalan militer terbesar di Ukraina dan terbesar di bagian barat negara itu yang sejauh ini terhindar dari pertempuran terburuk.

Pangkalan militer Yavoriv memiliki luas 360 km persegi. Lokasinya hanya berjarak 25 km dari perbatasan Polandia yang sebelumnya menampung instruktur militer NATO.

Sementara itu, Pejabat lokal Yavoriv melaporkan, serangan Rusia di pangkalan militer Yavoric menewaskan 35 orang dan melukai 134 orang. 

Namun, Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi korban yang dilaporkan oleh kedua belah pihak.

Rusia sendiri telah memperingatkan pada Sabtu (12/3/2022), bahwa konvoi pengiriman senjata Barat ke Ukraina dapat dianggap sebagai target yang sah.

Baca juga: Zelensky: Berlakukan Zona Larangan Terbang atau Roket Rusia Akan Jatuh di Tanah NATO!

Gubernur Lviv Maksym Kozytskyy mengatakan pesawat Rusia menembakkan sekitar 30 roket ke fasilitas Yavoriv.

Ukraina, yang aspirasinya untuk bergabung dengan NATO sangat mengganggu Presiden Rusia Vladimir Putin, mengadakan sebagian besar latihannya dengan negara-negara Barat di pangkalan itu sebelum invasi.

Latihan besar terakhir adalah pada bulan September 2021.

Pada minggu-minggu sebelum invasi Rusia pada 24 Februari, militer Ukraina berlatih di sana, tetapi menurut media Ukraina semua instruktur asing pergi pada pertengahan Februari, meninggalkan peralatan.

"Ruang makan dan asrama hancur. Begitu juga baraknya," kata Kolonel Leonid Benzalo, seorang petugas di cadangan medis Ukraina yang terlempar ke seberang ruangan oleh salah satu ledakan.

Baca juga: Rusia Tampak Mengubah Arah Serangan, Kini Sasar Ukraina Barat

"Yang paling penting adalah kami masih hidup," katanya kepada Reuters setelah merawat yang terluka di sana.

Sementara negara-negara Barat telah berusaha untuk mengisolasi Putin dengan memberlakukan sanksi ekonomi yang keras dan telah memasok Ukraina dengan senjata, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya khawatir untuk menghindari NATO ditarik ke dalam konflik.

"Tidak ada personel NATO di Ukraina," kata pejabat NATO itu, ketika ditanya apakah ada orang dari aliansi yang berada di pangkalan itu.

Sementara itu, Inggris menyebut serangan itu sebagai "eskalasi signifikan", dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menanggapi dengan sebuah posting di Twitter yang mengatakan "kebrutalan harus dihentikan".

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, berbicara di acara "Face the Nation" CBS, memperingatkan setiap serangan di wilayah NATO akan memicu tanggapan penuh oleh aliansi tersebut.

Baca juga: Sekjen NATO: Rusia Mungkin Gunakan Senjata Kimia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com