WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Rusia dikabarkan meminta peralatan militer dari China sejak melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari.
Laporan tersebut diwartakan oleh media Financial Times dan The Washington Post pada Minggu (13/3/2022), mengutip sejumlah pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.
Kendati demikian, The Washington Post mengatakan, para pejabat AS yang tidak disebutkan namanya itu tidak menyebutkan jenis persenjataan yang diminta Rusia.
Selain itu, The Washington Post juga tidak mengabarkan bagaimana tanggapan China setelah Rusia meminta peralatan militer.
Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih menolak berkomentar terkait laporan tersebut, sebagaimana dilansir Reuters.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan akan berada di Roma, Italia, pada Senin (14/3/2022) untuk bertemu dengan diplomat top China Yang Jiechi.
Baca juga: Hentikan Pembantaian Ini! Paus Fransiskus Serukan Kecaman Keras atas Invasi ke Ukraina
Rusia dan China telah mempererat kerja sama karena mereka mendapat tekanan kuat Barat atas hak asasi manusia dan serangkaian masalah lainnya.
Beijing tidak mengutuk serangan Rusia dan tidak menyebutnya sebagai invasi, tetapi telah mendesak solusi yang dinegosiasikan.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (11/3/2022) mengizinkan sekitar 16.000 relawan dari Timur Tengah dikerahkan bersama pemberontak yang didukung Rusia untuk berperang di Ukraina.
Baca juga: Turki Berharap Warganya yang Berlindung dalam Masjid di Ukraina Bisa Segera Diselamatkan
Langkah tersebut memungkinkan Rusia untuk mengerahkan tentara bayaran andal dari konflik seperti Suriah tanpa risiko tambahan korban militer Rusia.
Pada pertemuan Dewan Keamanan Rusia, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan, ada 16.000 relawan di Timur Tengah yang siap datang untuk bertempur bersama pasukan yang didukung Rusia di wilayah Donbass yang memisahkan diri di Ukraina timur.
"Jika Anda melihat bahwa ada orang-orang yang ingin atas kemauan mereka sendiri, bukan karena uang, untuk datang membantu orang-orang yang tinggal di Donbass, maka kita perlu memberi mereka apa yang mereka inginkan dan membantu mereka sampai ke zona konflik," kata Putin di Kremlin, dikutip dari Reuters.
Baca juga: Video Detik-detik Penculikan Wali Kota Melitopol Ukraina oleh Rusia Dirilis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.