Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Rusia Vs Ukraina dan Hegemoni Barat yang Hampir Berakhir

Kompas.com - 13/03/2022, 10:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KONFLIK Rusia – Ukraina yang tengah bergejolak belakangan ini memicu demikian banyak reaksi.

Serangan Rusia terhadap Ukraina, seperti kita ketahui telah menyebabkan PBB bersidang dan mengeluarkan resolusi tentang serangan Rusia ke Ukraina.

Sebanyak 141 negara menyatakan persetujuannya termasuk Indonesia, 5 negara tidak setuju dan abstain 35 negara.

Sementara itu, beberapa pihak di Indonesia, terutama Prof Hikmahanto Juwana sangat menyayangkan sikap Indonesia yang menyetujui Resolusi PBB tersebut.

Dijelaskan bahwa Indonesia hendaknya memosisikan dirinya pada pihak netral sesuai kebijakan luar negeri bebas dan aktif.

Prof Hikmahanto bahkan mendorong Indonesia dapat memanfaatkan posisinya yang netral untuk turut berperan berkontribusi ikut serta mengupayakan penyelesaian sengketa Rusia Ukraina dengan cara damai.

Terlepas dari itu semua, maka ada yang menarik dari resolusi PBB kali ini dibandingkan dengan resolusi PBB sebelumnya.

Baca juga: Pelajaran dari Serangan Udara Rusia ke Ukraina

Rangkaian resolusi PBB yang terjadi beberapa dekade belakangan pada umumnya adalah membahas serangan negara-negara barat terhadap lawannya.

Serangan Amerika Serikat terhadap Irak, misalnya, merupakan salah satu yang hingga kini masih mengundang polemik berkepanjangan.

Sejak berakhirnya perang dunia ke dua, maka konflik dipermukaan yang terlihat selalu saja konflik yang berasal dari negara-negara NATO berhadapan dengan Pakta Warsawa.

Hal itu ditandai dengan era perang dingin selama 44 tahun yang berakhir dengan bubarnya Uni Sovyet tahun 1991.

Konflik ideologi Komunis versus Demokrasi atau paham Liberalisme. Dapat dikatakan juga sebagai Amerika, Eropa dan sekutunya berhadapan dengan Uni Soviet/Rusia dan China.

Dunia dewasa ini bahkan seolah berada dalam persaingan Timur – Barat, dengan ujungnya yang kelihatan jelas berwujud perang dagang Amerika versus China.

Itulah semua pertikaian kepentingan negara-negara besar yang sangat memengaruhi temperatur atau suhu udara perdamaian global.

Kembali pada Rusia versus Ukraina, maka peta kekuatan dunia memperlihatkan warna yang agak berbeda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com