Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan Rusia Tingkatkan Cengkeraman di PLTN Zaporizhzhia

Kompas.com - 07/03/2022, 08:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WINA, KOMPAS.com – Pasukan Rusia semakin meningkatkan cengkeraman mereka terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia.

Pasukan Rusia menduduki PLTN terbesar di Eropa tersebut dan menempatkan staf yang menjalankan fasilitas itu di bawah komando mereka.

Badan Energi Atom Internasional (IEA) mengatakan, pasukan Rusia juga membatasi para staf berkomunikasi dengan dunia luar.

Baca juga: Barat Ramai-ramai Kecam Rusia karena PLTN Zaporizhzhia, Moskwa Membantah Menyerang

Dilansir dari Reuters, Minggu (6/3/2022), IEA mengaku prihatin dengan perkembangan di PLTN Zaporizhzhia.

"Ukraina melaporkan bahwa setiap tindakan manajemen pembangkit, termasuk tindakan yang terkait dengan operasi teknis enam unit reaktor, memerlukan persetujuan sebelumnya dari komandan Rusia," kata IAEA dalam sebuah pernyataan.

IAEA menambahkan, Ukraina juga melaporkan bahwa pasukan Rusia di lokasi tersebut telah mematikan beberapa jaringan seluler dan internet.

"Sehingga, informasi yang dapat dipercaya dari fasilitas tersebut tidak dapat diperoleh melalui saluran komunikasi normal," tambah IAEA.

Baca juga: Rangkuman Hari Kesembilan Serangan Rusia ke Ukraina, Moskwa Duduki PLTN Zaporozhzhia, Harga Roti Naik

Pihak berwenang Ukraina mengatakan, pasukan Rusia telah menguasai PLTN Zaporizhzhia pada Jumat (4/3/2022) setelah menyerang fasilitas pelatihan yang berdekatan.

Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa serangan di PLTN Zaporizhzhia dilakukan oleh penyabot Ukraina.

Beruntungnya, kebakaran akibat serangan dengan cepat dipadamkan dan tidak ada kerusakan pada reaktor atau pelepasan bahan radioaktif.

Namun, insiden tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang konsekuensi yang berpotensi menimbulkan bencana jika salah satu reaktor nuklirnya rusak.

Baca juga: 5 Fakta PLTN Zaporizhzhia

Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi menyuarakan kekhawatirannya atas informasi yang diterima dari pejabat Ukraina di mana para staf PLTN di bawah komando pasukan Rusia.

"Agar dapat mengoperasikan pabrik dengan aman dan selamat, manajemen dan staf harus diizinkan untuk menjalankan tugas vital mereka dalam kondisi stabil tanpa gangguan atau tekanan eksternal yang tidak semestinya," kata Grossi.

IAEA juga menyatakan keprihatinan tentang perkembangan di situs Ukraina lain yang disita oleh Rusia, yakni fasilitas bahan bakar bekas dan limbah radioaktif di Chernobyl.

Fasilitas tersebut terletak di sebelah PLTN Chernobyl yang sekarang mati. PLTN Chernobyl sempat terjadi kecelakaan nuklir terburuk di dunia pada 1986.

Lebih dari 200 orang di sana, baik staf teknis maupun penjaga, belum pergi sejak 23 Februari, kata IAEA.

Baca juga: Pasukan Rusia Rebut PLTN Zaporizhzhia yang Baru Terbakar Setelah Serangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Profilnya Misterius, Wali Kota Bamban di Filipina Diduga Mata-mata China

Profilnya Misterius, Wali Kota Bamban di Filipina Diduga Mata-mata China

Global
Banjir Bandang Kembali Terjang Afghanistan, 66 Orang Tewas

Banjir Bandang Kembali Terjang Afghanistan, 66 Orang Tewas

Global
Kini, Nyawa PM Slovakia Tak Lagi dalam Bahaya

Kini, Nyawa PM Slovakia Tak Lagi dalam Bahaya

Global
Saat Utusan AS Kunjungi Israel, Pesawat dan Tank Tetap Gempur Gaza

Saat Utusan AS Kunjungi Israel, Pesawat dan Tank Tetap Gempur Gaza

Global
Pria China Tewas Saat Coba Olahraga Kontroversial Seperti Ini

Pria China Tewas Saat Coba Olahraga Kontroversial Seperti Ini

Global
Berakhirnya Era Keluarga PM Lee di Singapura

Berakhirnya Era Keluarga PM Lee di Singapura

Global
Filipina Ganti Komandan Militer di Laut China Selatan

Filipina Ganti Komandan Militer di Laut China Selatan

Global
Serangan Israel di Kamp Pengungsi Gaza Tengah Tewaskan 20 Orang

Serangan Israel di Kamp Pengungsi Gaza Tengah Tewaskan 20 Orang

Global
Raja Salman Nyeri Sendi dan Suhu Tinggi, Akan Jalani Tes Medis

Raja Salman Nyeri Sendi dan Suhu Tinggi, Akan Jalani Tes Medis

Global
Demi Palestina, Mahasiswa Internasional di AS Rela Pertaruhkan Status Imigrasi...

Demi Palestina, Mahasiswa Internasional di AS Rela Pertaruhkan Status Imigrasi...

Global
Rangkuman Hari Ke-815 Serangan Rusia ke Ukraina: Polandia Bangun Benteng di Perbatasan | 9.907 Warga Kharkiv Dievakuasi 

Rangkuman Hari Ke-815 Serangan Rusia ke Ukraina: Polandia Bangun Benteng di Perbatasan | 9.907 Warga Kharkiv Dievakuasi 

Global
Saat Kopi dari Berbagai Daerah Indonesia Tarik Minat Pengunjung Pameran Kopi Akbar di Australia...

Saat Kopi dari Berbagai Daerah Indonesia Tarik Minat Pengunjung Pameran Kopi Akbar di Australia...

Global
Hilang 26 Tahun, Omar Ternyata Diculik Tetangga Hanya 200 Meter dari Rumah

Hilang 26 Tahun, Omar Ternyata Diculik Tetangga Hanya 200 Meter dari Rumah

Global
Saat 800.000 Warga Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza, Pergi ke Daerah-daerah yang Tak Tersedia Air...

Saat 800.000 Warga Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza, Pergi ke Daerah-daerah yang Tak Tersedia Air...

Global
Kabinet Perang Israel Terpecah, Benny Gantz Ancam Mundur

Kabinet Perang Israel Terpecah, Benny Gantz Ancam Mundur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com