MOSKWA, KOMPAS.com – Ribuan orang menggelar aksi protes pada Minggu (6/3/2022) di 56 kota di seluruh Rusia menentang invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina.
Menurut kelompok pemantau protes independen yang berbasis di Rusia, OVD-Info, sebanyak 4.366 orang ditangkap di 56 kota berbeda karena mengikuti aksi protes.
Di Kota Yekaterinburg, puluhan orang ditahan. Seorang pengunjuk rasa di sana terlihat dipukuli di tanah oleh polisi dengan perlengkapan antihuru-hara, sebagaimana dilansir Reuters.
Baca juga: Presiden Ukraina Sebut Serangan 8 Roket Rusia Hancurkan Bandara Vinnytsia
Di kota itu juga, sebuah mural yang menunjukkan gambar Putin dirusak.
"Sekrup sedang dikencangkan sepenuhnya - pada dasarnya kami menyaksikan sensor militer," kata juru bicara OVD-Info Maria Kuznetsova kepada Reuters melalui telepon dari Tbilisi.
"Kami melihat protes yang cukup besar hari ini, bahkan di kota-kota Siberia di mana kami jarang melihat jumlah penangkapan seperti itu," sambung Kuznetsova.
Pada Sabtu (5/3/2022), Kementerian Dalam Negeri Rusia memperingatkan bahwa setiap upaya mengadakan protes yang tidak sah akan dicegah dan penyelenggara harus bertanggung jawab.
Kementerian Dalam Negeri Rusia tidak segera mempublikasikan data tentang penangkapan.
Baca juga: Pentingnya Mariupol, Kota Pelabuhan Strategis yang Kini Jadi Rebutan Rusia Ukraina
Di Kota Khabarovsk, polisi menggunakan pengeras suara untuk memberi tahu sekelompok kecil pengunjuk rasa.
"Warga yang terhormat, Anda ikut serta dalam acara publik yang tidak disetujui. Kami menuntut Anda bubar," kata polisi.
Beberapa media yang dikendalikan pemerintah Rusia memuat laporan singkat tentang sejumlah aksi protes tersebut.
Kantor berita Rusia RIA melaporkan, Lapangan Manezhnaya di Moswka telah “disterilkan” oleh polisi yang telah menangkap beberapa dsemonstran yang menentang invasi di Ukraina.
RIA juga menunjukkan cuplikan pendukung Kremlin yang mengemudi di Moskwa dengan bendera Rusia dan menampilkan tanda "Z" dan "V".
Baca juga: Evakuasi Penduduk di Mariupol Gagal Lagi karena Rusia Lanjutkan Serangan
Kedua tanda tersebut merupakan bagian dari simbol-simbol yang digunakan oleh pasukan Rusia di kendaraan militernya dalam invasi ke Ukraina.
Patriark Kirill, kepala Gereja Ortodoks Rusia, mengatakan bahwa nilai-nilai Rusia sedang diuji oleh Barat.