Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Ukraina Ajukan Syarat Baru Sebelum Perundingan Dilanjutkan, Melunak?

Kompas.com - 02/03/2022, 08:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KEIV, KOMPAS.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan Rusia harus berhenti membom kota-kota Ukraina sebelum pembicaraan soal gencatan senjata dapat dimulai, karena putaran pertama negosiasi minggu ini hanya menghasilkan sedikit kemajuan.

Berbicara dalam sebuah wawancara di kompleks pemerintah yang dijaga ketat pada Selasa (1/3/2022), Zelenskiy mendesak anggota NATO untuk memberlakukan zona larangan terbang untuk menghentikan angkatan udara Rusia.

Baca juga: Rangkuman Hari Keenam Serangan Rusia ke Ukraina, Serangan ke Wilayah Sipil Meningkat, Pasukan Rusia dan Separatis Bergabung

Hal itu menurutnya akan menjadi tindakan pencegahan, tanpa bermaksud menyeret aliansi ke dalam perang dengan Rusia.

Zelenskiy, yang telah menolak tawaran untuk meninggalkan ibukota Ukraina saat pasukan Rusia maju, juga mengatakan Ukraina akan menuntut jaminan keamanan yang mengikat secara hukum jika NATO menutup pintu pada prospek keanggotaan Ukraina.

Menetapkan kondisinya untuk pembicaraan lebih lanjut dengan Rusia, Zelenskiy mengatakan kepada Reuters dan CNN dalam sebuah wawancara bersama: "Setidaknya perlu untuk menghentikan pengeboman orang, hentikan pengeboman dan kemudian duduk di meja perundingan."

Tepat ketika dia berbicara, muncul berita bahwa rudal Rusia telah menghantam menara TV di dekat situs peringatan Holocaust di ibukota Ukraina, menewaskan sedikitnya lima orang.

Sebelumnya pada hari Selasa, rudal menghantam jantung kota timur Kharkiv.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by CNN (@cnn)

Baca juga: POPULER GLOBAL: Alasan Invasi Rusia ke Ukraina Melambat | Konvoi Militer Besar Menuju Kiev

Jika bukan NATO harus ada garansi

Ukraina telah menerima pengiriman senjata dari anggota NATO untuk membantu menahan invasi militer skala penuh, yang dilancarkan oleh pasukan Rusia pekan lalu. Pihak Barat juga telah memberlakukan sanksi terhadap ekonomi Rusia.

Namun Zelenskiy mendesak masyarakat internasional untuk berbuat lebih banyak, termasuk memberlakukan zona larangan terbang.

"Ini bukan tentang menyeret negara-negara NATO ke dalam perang. Sebenarnya semua orang telah lama terseret ke dalam perang dan jelas bukan oleh Ukraina, tetapi oleh Rusia - perang skala besar sedang terjadi," kata Zelenskiy.

Meski begitu, dia mengaku Presiden AS Joe Biden secara pribadi telah menyampaikan kepadanya bahwa sekarang bukan waktunya untuk melakukan tindakan seperti itu.

Ukraina telah menekan NATO untuk mempercepat proses keanggotaannya, sebuah langkah yang ditentang keras oleh Rusia dan disebut-sebut sebagai salah satu alasan peluncuran serangan Rusia ke Ukraina.

Baca juga: 5 Kota di Ukraina yang Coba Dikuasai Rusia

"Mitra kami, jika mereka tidak siap untuk membawa Ukraina ke NATO ... karena Rusia tidak ingin Ukraina berada di NATO, harus mengusahakan jaminan keamanan bersama untuk Ukraina," kata Zelenskiy.

"Ini berarti bahwa kami memiliki integritas teritorial kami, perbatasan kami dilindungi, kami memiliki hubungan khusus dengan semua tetangga kami, kami sepenuhnya aman, dan penjamin yang memberi kami keamanan, mereka menjamin ini secara hukum."

Presiden berusia 44 tahun itu tidak bercukur dan mengenakan kaos berwarna khaki sederhana, celana panjang, dan sepatu bot tempur untuk wawancara, yang berlangsung di sebuah gedung yang dijaga ketat oleh militer.

Berjuang sampai akhir

Rusia belum mendapat keuntungan awal yang cepat atau merebut kota-kota besar dalam apa yang disebutnya operasi militer khusus terhadap tetangganya.

Sementara Ukraina telah berdiri sendiri di medan perang dan telah menekan Eropa untuk mengakui bahwa keamanannya berkaitan dengan keamanan Barat.

Baca juga: Taktik Serang Rusia ke Ukraina Berubah, Korban Bertambah

"Sangat penting untuk mengetahui bahwa jika Ukraina jatuh, maka semua pasukan (Rusia) ini akan berada di perbatasan negara-negara anggota NATO Anda .... dan Anda akan menghadapi pertanyaan yang sama di sana," kata Zelenskiy.

Dia menyesalkan bahwa Eropa dan AS telah mengabaikan permohonan Keiv untuk sanksi pencegahan sebelum perang dimulai, tetapi menyambut baik konsekuensi yang mereka timbulkan untuk Rusia sekarang.

Zelenskiy mengatakan bahwa sekutu Ukraina telah menawarkan pembiayaan untuk menopangnya selama perang, tetapi mendesak mereka untuk bertindak cepat.

"Kami memiliki perang setiap hari, kami membutuhkan bantuan setiap hari," katanya. "Tidak banyak waktu untuk berdiskusi."

Presiden tetap berada di Keiv untuk menggalang rakyatnya melawan invasi Rusia di hari keenam serangan Rusia ke Ukraina. Dia juga mengunggah video media sosial dan terus-menerus meyakinkan penduduk bahwa dia, keluarganya, atau pejabat terdekatnya tidak pergi.

Ditanya tentang kegiatan hariannya, dia menjawab: "Saya bekerja dan saya tidur."

Baca juga: Sinyal Bahaya, Pasukan Rusia Bergabung dengan Kelompok Separatis di Ukraina Timur

Dia tampak emosional ketika dia menambahkan bahwa dia tidak melihat anak-anaknya selama dua hari.

Ditanya berapa lama negaranya akan bertahan, Zelenskiy berkata: "Kami tidak bertahan, kami berjuang, dan bangsa kami akan berjuang sampai akhir. Ini adalah rumah kami, kami melindungi tanah kami, rumah kami. masa depan anak-anak."

Anak-anak sekarat, katanya.

“Kami memiliki sesuatu untuk dipertahankan, kami membela hak kami untuk hidup. Dan apa yang mereka (Rusia) lakukan di sini? Mereka tidak mengerti orang-orang kita, negara kita, filosofi kita... Mereka tidak tahu apa-apa di sini, mereka dikirim ke sini untuk membunuh dan mati. Oleh karena itu kami lebih kuat di tanah kami sendiri, dan kami akan menjadi lebih kuat."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com