Pada tahun 2012, Ernst & Young memasukkan Ukraina sebagai salah satu dari tiga negara terkorup di dunia—bersama Kolumbia dan Brasil.
Lalu pada tahun 2015, koran Inggris, The Guardian menyebut Ukraina sebagai “negara terkorup di Eropa”.
Menurut jajak pendapat Ernst & Young tahun 2017, Ukraina adalah negara terkorup nomor sembilan di dunia.
Dan, dalam Corruption Perception Index yang dikeluarkan Transparency International, Ukraina berada pada peringkat 117 dari 180 negara. Ini ranking paling rendah kedua di Eropa, setelah Rusia.
Dalam kondisi negeri seperti itu, Zelensky yang “tidak tahu hitam-putihnya” politik menceburkan diri.
Ada masa dan budaya ketika politik dianggap sebagai salah satu aktivitas manusia yang paling mulia, yang paling tinggi, dan yang paling penting.
Aristoteles berpendapat bahwa berpartisipasi dalam kehidupan polis, menjadi warga negara yang aktif, berbicara dan bertindak di arena publik, adalah kebaikan tertinggi yang dapat dicita-citakan manusia. Begitulah cara menunjukkan kemampuan mereka. Cicero setuju.
Baginya, kebajikan tertinggi manusia terletak pada kepemilikan dan penggunaan pengetahuan dalam urusan praktis (Andrew Gamble, 2019).
Mungkin, itu yang ada dalam hati Zelensky. Ada panggilan jiwa untuk menyelamatkan negerinya, walau dipandang sebelah mata.
Sementara, Putin sejak semula sudah tertarik pada dunia politik. Maka, setelah berkuasa hasilnya pun jelas.
Sebagai seorang pemimpin, Putin telah membuat langkah besar dalam membawa Rusia keluar dari kekacauan politik dan ekonomi tahun 90-an, menyusul runtuhnya Uni Soviet, yang ia sebut sebagai “salah satu tragedi terbesar abad ke-20.”
Sementara kenaikan harga minyak dan gas alam selama tahun 2000-an berdampak positif terhadap ekonomi Rusia, memungkinkan peningkatan standar hidup, rasa organisasi, disiplin, dan manajemen cekatan kebijakan dalam negeri Putin juga memainkan peran penting dalam pemulihan politik dan ekonomi Rusia.
Dan, kini Putin ingin mengembalikan “kejayaan Uni Soviet.”
Barangkali Putin ingin seperti Vladimir I atau yang sering disebut Vladimir Agung (956-1015). Pangeran Agung dari Kiev (Kyiv) dan seluruh Rusia pada masa lalu.
Vladimirlah yang mempersatukan wilayah yang sekarang adalah Belarusia, Rusia, dan Ukraina, hingga Laut Baltik.
Vladimir inilah yang kemudian disebut Santo Vladimir yang namanya dipakai sebagai nama baptis Putin.
Apa pun cerita tentang Putin, sekarang orang angkat topi pada Zelensky atas keberaniannya melawan Putin dan tentaranya.
Hasilnya nanti seperti apa? Semua beraarap segera ada perdamaian; dan opus solidaritatis pax, perdamaian adalah buah solidaritas; solidaritas semua bangsa pencinta damai untuk membantu rakyat Ukraina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.