KOMPAS.com – Perang Rusia-Ukraina yang dikhawatirkan Barat terjadi juga.
Melalui udara, darat, dan laut, Rusia telah melancarkan serangan yang menghancurkan di Ukraina mulai Kamis (24/2/2022).
Selama berbulan-bulan Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyangkal akan menyerang Ukraina.
Baca juga: Pasukan Rusia Tinggal Berjarak 50 Km dari Kiev Ibu Kota Ukraina
Tetapi kemudian, Putin membatalkan kesepakatan damai, mengirim pasukan melintasi perbatasan di utara, timur, dan selatan Ukraina.
Dengan meningkatnya jumlah korban tewas, Putin sekarang dituduh menghancurkan perdamaian di Eropa dan apa yang terjadi selanjutnya dianggap bisa membahayakan seluruh struktur keamanan benua itu.
Berikut ini perkembangan terakhir konflik Rusia dan Ukraina hingga Sabtu (26/2/2022) pagi, yang dapat disimak:
Pasukan Ukraina melawan apa yang tampaknya merupakan kelompok terdepan dari pasukan invasi Rusia di ibu kota Kiev, dengan tembakan senjata ringan dan ledakan terdengar di distrik utara kota Obolonsky.
Baca juga: Terbaru, 2 Ledakan Keras Terdengar di Pusat Kota Kiev
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky merilis video self-shot dari pusat Kyiv, bersumpah bersama pembantu kunci untuk tinggal dan mempertahankan ibukota melawan invasi Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyerukan militer Ukraina untuk menggulingkan pemerintahan sendiri yang para pemimpinnya dia gambarkan sebagai "teroris" dan "sekelompok pecandu narkoba dan neo-Nazi".
Lebih dari 50.000 orang dilaporkan telah meninggalkan Ukraina sejak dimulainya invasi Rusia, terutama ke Polandia dan Moldova, menurut United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) atau Komisioner PBB untuk Pengungsi.
Kepala UNHCR menyerukan "akses tanpa hambatan yang aman" untuk operasi bantuan.
Baca juga: Rusia Serang Ukraina, 100.000 Warga Tinggalkan Rumah, Sebagian Mengungsi ke Luar Negeri
Uni Eropa menambahkan Putin dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov ke daftar sanksinya.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga mengatakan dia merencanakan sanksi "segera" terhadap kedua pria itu.
Pasukan Ukraina melakukan perlawanan dan menimbulkan kerusakan pada militer invasi Rusia karena berusaha untuk mendorong lebih dalam ke negara itu, kata kepala NATO Jens Stoltenberg setelah pertemuan video dengan aliansi.
Jens mengatakan aliansi itu mengerahkan pasukan respons cepatnya untuk memperkuat pertahanan di sisi timurnya.