Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Radiasi Chernobyl Meningkat Usai Direbut Rusia, Akan Jadi Bom Nuklir?

Kompas.com - 25/02/2022, 21:41 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

PRIPYAT, KOMPAS.com - Otoritas Ukraina pada Jumat (25/2/2022) mengatakan, tingkat radiasi di zona eksklusi Chernobyl meningkat setelah kawasan itu direbut Rusia.

Mereka juga memperingatkan, penyitaan pembangkit nuklir oleh pasukan Rusia dapat berujung konsekuensi yang mengerikan.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (24/2/2022) memerintahkan pasukannya untuk menyerang Ukraina, dan pada hari yang sama Rusia merebut Chernobyl, salah satu tempat paling tinggi tingkat radioaktifnya di bumi.

Baca juga: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl Direbut Pasukan Rusia

Pihak berwenang Ukraina juga mengatakan, sudah memberitahu Badan Energi Atom Internasional bahwa mereka kehilangan kendali atas bahan bakar yang sangat radioaktif dari pembangkit listrik itu.

"Di tangan agresor yang mengerikan, sejumlah besar plutonium-239 ini dapat menjadi bom nuklir yang akan mengubah ribuan hektare menjadi gurun mati dan tak bernyawa," kata Kementerian Perlindungan Lingkungan Ukraina dikutip dari AFP.

Kementerian tersebut lebih lanjut mengatakan, pengambilalihan zona eksklusi Chernobyl oleh pasukan Rusia dapat berujung konsekuensi serius.

"Konsekuensi kemanusiaan dan lingkungan dari bencana semacam itu tidak memiliki batas," tambah kementerian itu, menekankan bahwa "itu akan berujung konsekuensi yang mengerikan bagi orang-orang."

Secara terpisah, parlemen Ukraina mengatakan bahwa data dari sistem pemantauan radiasi otomatis di zona eksklusi Chernobyl menunjukkan tingkat radiasi yang lebih tinggi dari biasanya.

Tingkat radiasi gamma telah terlampaui pada sejumlah besar titik pengamatan, ujar parlemen.

"Karena pendudukan dan pertempuran, saat ini tidak mungkin untuk menetapkan alasan perubahan latar belakang radiasi di zona eksklusi," kata pernyataan itu.

Baca juga: Rusia Rebut Chernobyl, Dubes Ukraina: Kalau Meledak Lagi, Seluruh Eropa Kena

Berbicara kepada AFP, Alexander Grigorash pejabat di Inspektorat Pengaturan Nuklir Negara Ukraina mengatakan, peningkatan tingkat radiasi di zona eksklusi Chernobyl tercatat pada pukul 03.20 waktu setempat.

Grigorash yang merupakan wakil kepala di departemen keselamatan fasilitas nuklir menambahkan, dia tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut karena para staf telah dievakuasi dari lokasi setelah pasukan Rusia mengambil alih pabrik tersebut.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov berujar, tingkat radioaktivitas di PLTN Chernobyl normal.

Ledakan di reaktor keempat PLTN Chernobyl pada April 1986 meninggalkan sepetak kawasan di Ukraina dan Belarus yang sangat terkontaminasi dan menyebabkan penciptaan zona eksklusi kira-kira seukuran Luksemburg.

Baca juga: Kisah Hisashi Ouchi, Manusia yang Dipaksa Hidup Tersiksa dengan Radiasi Besar di Tubuhnya

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Global
Sebut China Bangun Pulau Buatan di Laut China Selatan, Filipina Kerahkan Kapal

Sebut China Bangun Pulau Buatan di Laut China Selatan, Filipina Kerahkan Kapal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com