KOMPAS.com – Perang Rusia Ukraina yang dikhawatirkan Barat benar-benar terjadi setelah Rusia melancarkan serangan militer terhadap Ukraina pada Kamis (24/2/2022).
Warga dunia yang menolak tindakan tersebut tampak turun ke jalan melakukan demonstrasi.
Diberitakan Reuters, Jumat (25/2/2022), para pengunjuk rasa turun ke ruang-ruang umum dan di luar kedutaan Rusia di kota-kota dari Tokyo, Tel Aviv, dan New York pada Kamis, untuk mengecam invasi ke Ukraina.
Baca juga: 1.667 Orang Ditangkap Saat Ikuti Protes Anti-perang di Rusia
Sementara, lebih dari seribu demontsran anti-perang yang mencoba melakukan hal yang sama di Rusia justru ditangkap.
Protes paling awal yang diketahui terjadi di luar kedutaan Rusia di Washington DC, Amerika Serikat (AS) pada Kamis sekitar pukul 01:00 EST (0600 GMT) atau hanya tiga jam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dia telah meluncurkan operasi militer Rusia di Ukraina.
Laporan berita lokal menunjukkan puluhan pengunjuk rasa di ibu kota AS mengibarkan bendera Ukraina dan meneriakkan "Hentikan agresi Rusia!".
Di London, ratusan demonstran tampak berkumpul di luar Downing Street, rumah bagi perdana menteri (PM) Inggris, mendesak Inggris untuk berbuat lebih banyak.
"Kami membutuhkan bantuan, kami membutuhkan seseorang untuk mendukung kami," kata seorang pendemo.
"Ukraina terlalu kecil dan tekanannya terlalu besar," tambahnya.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Terjadi Karena Apa?
Di Paris, Perancis seorang demonstran mengatakan kepada Reuters, "Saya merasa bahwa kita berada dalam momen yang sangat berbahaya bagi seluruh dunia".
Di Madrid, Spanyol, aktor Spanyol pemenang Oscar Javier Bardem, yang dinominasikan untuk Academy Award tahun ini, bergabung dengan sekitar seratus pengunjuk rasa di luar kedutaan Rusia.
"Ini adalah invasi. Itu melanggar hak fundamental Ukraina atas kedaulatan teritorial, hukum internasional, dan banyak hal lainnya," kata Bardem.
Sementara itu, sebuah bendera raksasa dibawa melalui Manhattan's Times Square oleh kerumunan beberapa ratus pengunjuk rasa.
Baca juga: Pesepakbola Brasil di Ukraina Memohon Bantuan untuk Pergi dari Kiev
Di ibukota Swiss, Bern, ratusan orang berkumpul, memegang bendera Ukraina dan meneriakkan "Damai untuk Ukraina!".
Agapi Tamir, 28, salah satu dari beberapa lusin anggota komunitas Ukraina Yunani yang melakukan protes di Athena, mengatakan bahwa, "Satu-satunya hal yang kami yakini adalah keajaiban akan menghentikan semua hal mengerikan dan menakutkan yang terjadi saat ini".